Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140385
Title: Kajian mutu pulp tandan kosong sawit yang didelignifikasi dengan fungi pelapuk putih galur K14
Authors: Hartoto, Liesbetini
Goenadi, Didiek Hadjar
Tejasukumana, Ahmad Safari
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Ketersediaan sumber bahan baku pulp berupa kayu hutan semakin hari semakin berkurang, sedangkan kebutuhan manusia akan kertas semakin hari semakin bertambah. Di samping itu pemerintah juga menetapkan kebijakan untuk meningkatkan ekspor pulp Indonesia, hal ini mendorong upaya peningkatan produksi pulp dalam negeri. Pada tahun 1995 ekspor pulp Indonesia berjumlah 577.813 ton dengan nilai 440.174 juta USD, kemudian meningkat pada tahun 1996 menjadi 1.127.813 ton dengan nilai 431.612 juta USD. Dengan demikian diharapkan ekspor pulp menjadi tambahan devisa negara, dan dengan pertumbuhan 20% pada tahun 2005 diharapkan kapasitas produksi pulp Indonesia mencapai 6 juta ton (APKI, 1997). Upaya untuk menunjang hal tersebut tentunya tidak mudah, pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai sumber bahan baku kayu untuk pulp sebagai pengganti kayu hutan masih mengalami kendala berupa waktu dan besarnya investasi yang harus ditanam. Kenyataan menunjukkan dari 3.5 juta ha areal untuk IITI, hanya 19.20% yang baru dapat direalisasikan atau 685.500 ha (APKI, 1997). Oleh karenanya pencarian sumber bahan baku pulp alternatif yang terjamin kesinambungannya menjadi bahan penelitian yang penting untuk dikaji, salah satunya adalah pemanfaatan tandan kosong sawit (TKS). Tandan kosong sawit adalah limbah padat pabrik minyak kelapa sawit. Pada saat ini telah dilakukan perluasan areal perkebunan kelapa sawit yang cukup besar yaitu sudah mencapai 2 juta ha dari 5 juta ha yang direncanakan (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1995). Menurut Darnoko (1992) pada setiap hektar kebun kelapa sawit akan menghasilkan sebanyak 2.07 ton TKS kering per tahun. Dengan demikian potensi TKS yang belum termanfaatkan akan berjumlah 4.14 juta ton per tahun. Teknologi pembuatan pulp masih mengalami beberapa kendala berupa konsumsi energi dan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi akibat pemakaian bahan kimia. Oleh karenanya untuk mengolah TKS menjadi pulp perlu dipergunakan teknologi yang hemat energi dan ramah terhadap lingkungan dengan memanfaatkan fungi pelapuk putih yang lebih dikenal dengan biopulping. Fungi pelapuk putih yang digunakan dalam proses hiopulping ini adalah fungi pelapuk putih galur K14 (FPP K14) hasil isolasi dari TKS koleksi Unit Bioteknologi Perkebunan Bogor, yang berada di bawah Departemen Pertanian. Pada penelitian ini diamati pengaruh perlakuan percobaan berupa ukuran cacahan 2.5 cm, 5 cm dan 7.5 cm dan tingkat dosis inokulum FPP K14 2.5%, 5% dan 7.5% pada proses biodelignifikasi TKS dan dianalisis mutu pulp yang dihasilkan untuk kertas medium. Pada proses biodelignifikasi perubahan parameter-parameter yang diamati yaitu peningkatan suhu, penurunan nisbah C/N, perubahan pH, penurunan kadar a-selulosa, holoselulosa dan penurunan kadar lignin. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140385
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F97AST.pdf
  Restricted Access
3.77 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.