Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140312| Title: | Mempelajari pengaruh penambahan zat warna tekstil dalam proses lumpur aktif |
| Authors: | Judoamidjojo, R. Muljono Romli, Muhammad Wiloso, Edi Iswanto Saftawati, Ai Noor |
| Issue Date: | 1997 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Perkembangan industri selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif yaitu dihasilkannya berbagai limbah, salah satunya adalah limbah cair yang banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya dan mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pada industri tekstil, salah satu bahan yang terkandung dalam limbah cair tersebut adalah zat warna. Zat warna yang dipakai di industri tekstil pada umumnya zat warna dari golongan azo yang salah satu kelasnya adalah zat warna dispersi. Zat warna ini termasuk bahan toksik/karsinogenik sehingga sukar didegradasi oleh mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan zat warna dalam proses penanganan limbah biologis, lumpur aktif. Bahan baku yang digunakan adalah limbah sintetis dengan beban 1000 mg/1, dan zat warna Disperse Red 13 C.I. 11115 (Dianex orange). Pemberian zat warna dilakukan secara masukan kedut (pulse input) pada sistem sinambung dengan tingkat konsentrasi: 33 mg/1, 200 mg/1, 500 mg/1, 1000 mg/l, dan 1500 mg/1. Pengamatan dilakukan terhadap konsentrasi COD, padatan total, konsentrasi zat warna dalam tangki pengolah limbah, pH, dan laju alir umpan (influen). Sistem dikalibrasi pada waktu tinggal 26 jam, laju aerasi 0.35 vvm, suhu ruang dan pH netral. Hasil percobaan menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi COD, padatan total dan konsentrasi zat warna dalam sistem ketika penambahan zat warna dilakukan. Untuk setiap konsentrasi zat warna yang diberikan, konsentrasi COD, padatan total dan konsentrasi zat warna naik dengan nilai yang berbeda, dimana semakin tinggi konsentrasi zat warna semakin tinggi nilai ketiga parameter tersebut, dan semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk kembali pada kondisi tunak. Nilai yang diperoleh untuk masing-masing konsentrasi zat warna yang ditambahkan adalah, COD: 94 mg/1, 147 mg/1, 305 mg/1, 924 mg/l, dan 1077 mg/l, padatan total: 900 mg/1, 737 mg/1, 1167 mg/1, 1584 mg/l, dan 1569 mg/l, konsentrasi zat warna dalam sistem: 38 mg/1, 100 mg/1, 348 mg/l, dan 379 mg/1 dan lamanya waktu yang dibutuhkan sistem untuk kembali pada kondisi tunak: 48 jam, 28 jam, 110 jam, dan 130 jam. Untuk kedua parameter yang disebut terakhir, tidak dilakukan pada konsentrasi zat warna 33 mg/l. Pada pengukuran lamanya waktu sistem kembali pada kondisi tunak, untuk konsentrasi zat warna 500 mg/l, memberikan nilai 28 jam. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan dalam persiapan sampel yaitu sampel disentrifuge. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai-nilai parameter yang terukur adalah adanya sifat zat warna yang terdispersi dalam air sehingga hanya sedikit fraksi yang terlarut dan sebagian besar terendapkan, adanya aliran partikel-partikel zat warna dari tangki aerasi kc cangki sedimentasi (wash out) dan diduga adanya aktifitas rnikroorganisme yang menguraikan bahan-bhan organik dalam tangki aerasi serta kestabilan pengadukan (mixing) selama proses. Sistem mampu kembali pada kondisi tunak setelah penambahan zat warna hingga konsentrasi 1500 mg/I. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140312 |
| Appears in Collections: | UT - Agroindustrial Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F97ans.pdf Restricted Access | 3.37 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.