Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139876
Title: Evaluasi pola kerjasama plasma-inti pada kelompok peternak ayam ras pedaging pedaging di Kabupaten Bogor dan Sukabumi : Studi kasus di PT.gro Utama
Authors: Kooswardhono M.
Setyono, Dwi Joko
Suhendar, Erwin
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini dilakukan pada dua buah desa contoh yang tergabung dalam pola kemitraan usaha ayam ras pedaging, yakni Desa Cihideung yang terletak di wilayah Kecamatan Pamoyanan, Kabupaten Bogor serta Desa Pasir Salam yang terletak di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dari bulan Juni 1996 hingga Oktober 1996. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui dan membandingkan pola kemitraan usaha I dan II; (2) mengetahui insentif inti yang diperoleh dalam pola kerjasama dengan pihak plasma; serta (3) Mengetahui keuntungan yang diperoleh peternak plasma dari kerjasama yang dilakukan. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kepada 10 orang peternak plasma I dan 8 orang peternak plasma II serta para petugas dari perusahaan inti, dengan melihat catatan produksi peternak plasma selama dua periode produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua macam pola kemitraan usaha yang diteliti, yaitu pola kemitraan usaha I dengan harga dasar dan pola kemitraan usaha II dengan harga pasar; terdapat perbedaan-perbedaan dalam (1) persyaratan mengikuti pola kemitraan usaha; (2) cara penetapan harga sarana produksi peternakan dan hasil panen; (3) pemberian bonus dan sanksi. Komposisi biaya produksi pola kemitraan usaha I (harga dasar) adalah biaya pakan 69,66%; biaya d.o.c 22,26%; biaya obat-obatan 1,60%; biaya lain-lain 0,56% dan biaya tetap 0,56%. Komposisi biaya produksi untuk pola kemitraan usaha II (harga pasar) adalah biaya pakan 65,24%; biaya d.o.c 17,85%, biaya obat-obatan 2,16%; biaya lain-lain 8,79% dan biaya tetap 2,21%. Insentif inti diperoleh dari: (1) selisih harga jual sapronak kepada plasmanya; (2) pembayaran jasa; serta (3) keuntungan harga jual daging. Pada periode ini inti memperoleh insentif dari plasma I sebesar Rp 294 per kilogram sedang pada plasma II memperoleh Rp 220 per kilogram. Pendapatan peternak dari pola kemitraan dengan harga dasar adalah sebesar Rp 160.754 per seribu ekor atau Rp146 per kilogram, sedangkan dari pola kemitraan usaha dengan harga pasar Rp 412.189 per seribu ekor atau Rp 313 per kilogram. Peternak plasma I dan II lebih menyenangi pola kemitraan usaha I (harga dasar) karena alasan jaminan harga jual untuk outputnya (plasma I-40% dan plasma II=75%). Terlibatnya peternak dalam pola kemitraan usaha terutama disebabkan karena alasan pemasaran dan modal. Pola kemitraan usaha I dan II sebenarnya baik sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah bagi peternak rakyat untuk melangsungkan usahanya dalam kondisi yang kian ketat ini jika ada 'transparansi inti terhadap plasmanya, artinya harus benar- benar mempertemukan kepentingan dari masing-masing pihak yang terlibat pada prakteknya di lapangan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139876
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File SizeFormat 
D97ESU.pdf
  Restricted Access
7.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.