Analisis biaya pengangkutan melalui air dengan sistem rakit di Propinsi Riau

Abstract

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup memberikan peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Sebagai salah satu sumber devisa, hasil hutan yang berupa kayu olahan menduduki peringkat kedua setelah migas. Dalam upaya mengubah kayu menjadi memiliki nilai ekonomi, maka diperlukan berbagai kegiatan yang diantara- nya adalah kegiatan pemanenan. Dalam kegiatan pemanenan hasil hutan, pengangkutan sangat menentukan tercapainya pemenuhan target yang telah direncanakan Kegiatan peng- angkutan yang dimaksud adalah pengangkutan kayu dari tempat pengumpulan (logpond) ke tujuan akhir melalui air khususnya menggunakan rakit. Sungai yang alami dapat dimanfaatkan dan tidak memer- lukan biaya pembuatan serta memiliki energi berupa aliran air yang bermanfaat bagi pengangkutan dengan cara pengha- nyutan, maka sungai dapat dikatakan sebagai sarana peng- angkutan yang cukup murah. Cara lain adalah perakitan dengan menggunakan kapal tarik, yang umumnya dipakai di daerah yang banyak aliran sungainya termasuk juga di daerah propinsi Riau. Untuk mengetahui hubungan antara volume, dan waktu tunggu terhadap biaya penarikan rakit digunakan program linear dengan menggunakan pendekatan matrix. Hak Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya angkutan melalui air dengan menggunakan sistem rakit meliputi biaya penyusunan rakit dan biaya penarikan rakit. Biaya angkut- an ini berbeda-beda untuk masing-masing HPH. Pada HPH DRT biaya pembuatan rakit adalah sebesar Rp 7.936,45/m³, pada HPH SRT adalah sebesar Rp 4.415,72/m³ dan pada HPH EB sebesar Rp 6.499,76/m³. ...