Pengaruh penambahan minyak ikan lemuru (sardinella longiceps) dalam pakan sapi perah terhadap aktifitas dan kemampuan fermentasi mikroba rumen sapi-in vitro

Abstract

Komposisi nutrisi yang dikandung produk-produk ternak (daging dan susu) tergantung pada pola fermentasi pakan yang terjadi di dalam rumen. Sekitar 70 sampai 85 persen bahan kering pakan yang dikonsumsi ternak dicerna dengan bantuan mikroba rumen. Kondisi pencernaan mikrobial sangat dipengaruhi faktor internal di dalam rumen dan faktor eksternal dari luar rumen yang terutama disebabkan pakan yang dikonsumsinya. Pemanfaatan minyak ikan lemuru dalam pakan, secara langsung akan mempengaruhi aktifitas dan kemampuan fermentasi dari mikroba rumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps) dalam pakan sapi perah terhadap aktifitas dan kemampuan fermentasi mikroba rumen sapi melalui pengamatan secara in vitro menggunakan teknik pressure tranducer (Theodorau dan Brooks, 1990). Pada penelitian ini dilakukan penganalisaan minyak ikan lemuru yang meliputi analisa indeks bias, bobot jenis, viskositas, asam lemak bebas (FFA), bilangan iod, bilangan peroksida, dan bilangan penyabunannya. Pakan perlakuan disusun berdasarkan pada taraf faktor penambahan minyak ikan lemuru (tanpa penambahan, 5%, dan 15% dari total pakan perlakuannya) dan taraf faktor rasio imbangan antara rumput gajah dan konsentrat (50: 50 dan 75: 25). Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL faktorial dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Pada pengamatan in vitro dilakukan pengukuran produksi gas kumulatif, produksi gas per 24 jam, kecernaan bahan kering dan bahan organik, konsentrasi amoniak, pH, asam lemak mudah menguap (VFA), dan jumlah total populasi mikrobanya (bakteri dan protozoa) terhadap cairan rumen yang diinkubasikan dalam botol in vitro Berdasarkan ketiga parameter mutu minyak yang penting (asam lemak bebas, bilangan asam, dan bilangan peroksida) yang menunjukkan nilai yang rendah (0.42 persen, 0.84, dan 1.1786 mg O2/kg) maka minyak ikan lemuru yang digunakan dalam keadaan mutu yang baik. Adapun bilangan iod hasil analisa sebesar 155.32 menunjukkan tingkat ketidakjenuhan dari minyak ikan lemuru yang tinggi. Pakan perlakuan dengan penambahan 5 persen minyak ikan lemuru pada rasio imbangan rumput gajah dan konsentrat 75: 25 (A2B2) menunjukkan produksi gas kumulatif yang terbesar (87 ml) pada 24 jam dan meningkat (122 ml) pada 48 jam masa fermentasi. Adapun pada 72 jam mengalami penurunan (145.5 ml). Produksi gas per 24 jam terbesar dicapai pakan perlakuan A2B2 (5 persen minyak ikan lemuru pada rasio imbangan rumput gajah dan konsentrat 75: 25) pada 24 jam masa fermentasi pertama (87 ml). Nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan perlakuan A2B2 (5 persen minyak ikan lemuru pada rasio imbangan rumput gajah dan konsentrat 75: 25) menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan pakan perlakuan lainnya, namun nilainya lebih kecil bila dibandingkan pakan perlakuan A1B1 (tanpa minyak ikan lemuru pada rasio imbangan rumput gajah dan konsentrat 50: 50). Nilai rata-rata konsentrasi amoniak yang dihasilkan untuk pakan perlakuan A2B2 (5 persen minyak ikan lemuru pada rasio imbangan rumput gajah dan konsentrat 75: 25) tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan minimum mikroba rumen (50 - 70 mg/l). Nilai pH berada pada nilai pH optimumnya bagi aktifitas mikroba (6.89). Adapun nilai rata-rata nisbah A/P-nya sebesar 0.65 dan mengalami pengurangan jumlah total populasi mikroba yang cukup besar dibandingkan dengan kontrol.