Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139504
Title: Pengaruh jenis lemak dan frekuensi penggantian bunga pada proses enfleurasi terhadap rendemen dan mutu minyak melati (Jasminum sambac)
Authors: Nasution, M. Zein
Lubis, Irfi Handy
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Nilai ekspor minyak atsiri menurut BPS (1998) pada tahun 1997 mencapai US$ 89.203.860 dari total ekspor non migas yang mencapai US$ 41,821 milyar. Padahal dari 150-200 species tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri, sekitar 40 species tanaman terdapat di Indonesia dan diantaranya adalah tanaman melati. Bunga melati di Indonesia dimanfaatkan sebagai bunga rangkaian, bunga tabur, pewangi teh, sebagai bahan obat tradisional dan minyak wangi melati. Permintaan terhadap minyak melati murni dunia diperkirakan mencapai 4.000 kg per tahun dengan harga mencapai US$ 5.000 per kg (Sinar Tani edisi Agustus 1999) dan hal ini merupakan peluang bagi Indonesia, yang merupakan salah satu negara penghasil melati di kawasan Asia Tenggara. Metode yang sesuai untuk mengekstraksi bunga melati antara lain menggunakan pelarut menguap atau ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi minyak atsiri dari bunga melati (Jasminum sambac) dengan metode enfleurasi terhadap rendemen dan mutu minyak melati. Bunga melati yang masih segar disebar di atas lemak. Dengan cara tersebut maka aroma yang keluar dari bunga akan diserap oleh lemak. Bunga yang tidak lagi mengeluarkan bau wangi diganti dengan bunga yang masih segar selama 3 hari, 6 hari dan 9 hari. Kemudian lemak yang telah menyerap aroma tersebut dilarutkan dengan alkohol dau dilanjutkan dengan destilasi vakum untuk mendapatkan minyka bunga yang pekat (absolut). Analisis yang dilakukan meliputi rendemen, indeks bias dan analisis kromatografi gas. Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah pengaruh jenis lemak, terdiri dari tiga taraf yaitu jenis lemak Pusaka (A1), Snow White (A2) dan Australia (A3). Faktor kedua adalah frekuensi penggantian bunga, terdiri dari tiga taraf yaitu 3 hari (B1), 6 hari (B2) dan 9 hari (B3). Perlakuan jenis lemak Australia dengan waktu enfleurasi 3 hari (A3B1) tidak memberikan hasil yang beda nyata terhadap indeks bias, total oxygenated hydrocarbon dan jumlah komponen pada perlakuan A3B3. Rendemen A3B1 sebesar 0,232 persen merupakan rendemen keempat yang terbesar dari seluruh perlakuan. Dilihat dari rendemen dan mutu dipilih perlakuan A3BI adalah perlakuan yang terbaik. Namun karena lemak Australia merupakan produk impor, dipilih lemak Snow White (A2B1) dengan rendemen 0,235 persen dan total oxygenated hydrocarbon 26,510 persen....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139504
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F99IHL1.pdf15.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.