Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139469Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Fewidarto, Pramono D. | - |
| dc.contributor.author | Jannah, Nur | - |
| dc.date.accessioned | 2024-02-21T07:36:00Z | - |
| dc.date.available | 2024-02-21T07:36:00Z | - |
| dc.date.issued | 1998 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139469 | - |
| dc.description.abstract | Menurut Biro Pusat Statistik (1993) untuk memacu pertumbuhan sektor pertanian ada tiga subsektor yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru yaitu subsektor perikanan, peternakan dan hortikultura. Sayuran merupakan salah satu komoditi hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh petani di Pulau Jawa. Tidak samanya kondisi fisik dan alami suatu daerah dengan daerah lainnya menyebabkan ada daerah yang dapat mejadi produsen sayuran yang potensial, sedangkan daerah lainnya tidak. Hal ini menyebabkan adanya permintaan yang tinggi di suatu daerah dan adanya suplai di daerah lain. Karena keadaan inilah maka terjadi peristiwa pengangkutan sayuran dari suatu daerah ke daerah lainnya. Akibat tidak sempurnanya suatu pengangkutan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sayuran. Jumlah kerusakan yang terjadi sangat mempengaruhi jumlah susut yang terjadi selama masa pengangkutan. Selain mengurangi pendapatan, sayuran yang tidak dapat dikonsumsi dapat menimbulkan masalah lain seperti sampah kota. Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar di Pulau Jawa. Dengan mempelajari komponen-komponen penyebab susut pada sayuran diharapkan dapat dibuat suatu model sehingga dapat diketahui kondisi pengangkutan yang lebih baik yang dapat dilakukan. Hasil wawancara dengan pihak terkait menunjukkan ada enam peubah prediktor yang diduga berpengaruh terhadap jumlah susut pada transportasi. Keenam peubah tersebut adalah jenis kendaraan, jenis kemasan, jumlah sayuran pada setiap kemasan, waktu tinggal, jarak dan waktu tempuh perjalanan. Analisis regresi polinomial yang diterapkan terhadap seluruh data yang berhasil dikumpulkan memberikan hasil suatu model susut secara total maupun parsial (rusak dan turun mutu). Untuk komoditi kubis model kehilangan total, karena rusak dan karena turun mutu dapat dituliskan sebagai berikut JKtot = -433 + 0,000626 X³; JSR-210 + 0,000313 X5³ dan JSTM = -223 + 0,000313 X³. Model untuk wortel tidak dapat disusun karena tidak ada variabel yang cukup berarti untuk menerangkan jumlah kehilangan yang terjadi. Pada pemasaran tingkat tiga jumlah kehilangan untuk tomat adalah JKtot = 0,705 + 0,00177 X³: JSR = -0,219 +0,00156 X³. Berdasarkan persamaan yang telah dihasilkan dapat diketahui bahwa pada pemasaran tingkat dua, jika jarak tempuh lebih dari 88,44 kilometer maka akan terjadi penambahan biaya akibat adanya perlakuan untuk kubis agar tetap segar. Sedangkan pada pemasaran tingkat tiga, waktu tinggal maksimal sebelum terjadi kerusakan pada tomat adalah 5 jam 12 menit. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Kajian transportasi sayuran di Propinsi Jawa Timur | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| Appears in Collections: | UT - Agroindustrial Technology | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F98NUR.pdf Restricted Access | 17.19 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.