Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139435
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMariana, Nina-
dc.contributor.advisorTondok, Efi Toding-
dc.contributor.authorFitriani, Melli-
dc.date.accessioned2024-02-21T06:33:21Z-
dc.date.available2024-02-21T06:33:21Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139435-
dc.description.abstractSalak Sari Intan merupakan varietas unggul hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dirilis di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2015. Keunggulan salak Sari Intan adalah rasa yang manis, beraroma harum, daging buah tebal dan memiliki daya simpan buah yang lama. Namun keberadaan hama dan penyakit yang menyerang salak Sari Intan belum diketahui. Informasi hama dan penyakit pada tanaman salak Sari Intan sangat diperlukan dalam pertimbangan pengambilan keputusan pengendalian hama terpadu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hama dan penyakit yang potensial pada tanaman salak Sari Intan pada pembibitan, tanaman umur dua tahun setelah tanam dan lima tahun setelah tanam di Kab. Bintan, Kepulauan Riau, dan menganalisis intensitas kerusakannya. Penelitian dilaksanakan bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Penelitian meliputi pengamatan hama dan penyakit tanaman pada tingkat umur yang berbeda yaitu pembibitan, umur dua tahun setelah tanam (TST) (belum berbuah) dan umur lima TST (sudah berbuah). Pengamatan pada pembibitan dilaksanakan di UPTD Perbenihan dan Pembibitan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan. Pengamatan pada tanaman berumur dua TST dilakukan di Balai Benih Induk (BBI) Provinsi Kepulauan Riau dan pengamatan tanaman umur lima TST dilakukan di kebun salak milik petani di Desa Toapaya, Kabupaten Bintan. Penelitian dilakukan dengan metode survei pada 100 tanaman. Bagian dari tanaman yang diamati melibatkan daun, pelepah, batang, bunga, dan buah. Pengamatan hama dilakukan secara visual dengan melakukan koleksi langsung serangga yang ada pada pertanaman salak. Serangga hama yang ditemukan dihitung jumlahnya, tingkat kerusakan, lalu dikumpulkan dan diidentifikasi di laboratorium. Identifikasi serangga hama dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Hasil pengamatan dianalisis dan diatur dalam tabel menggunakan Microsoft Excel 2010, kemudian dideskripsikan secara kualitatif. Dokumentasi serangga yang ditemukan pada pertanaman salak Sari Intan menggunakan mikroskop Leica M205. Pengamatan penyakit tanaman dilakukan dengan mengamati gejala, menghitung kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan mengidentifikasi patogen penyebab penyakitnya. Keparahan penyakit diamati dengan cara mengambil sampel 30 tanaman secara probability sampling. Identifikasi patogen dilakukan di Laboratorium Balai Karantina Kelas II Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dan Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Patogen diamati di bawah mikroskop Leica IC90 E dan didokumentasikan. Identifikasi patogen menggunakan acuan Barnett dan Hunter (1998). Data mengenai mengenai budi daya salak Sari Intan, informasi mengenai hama, penyakit dan cara pengendaliannya diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani menggunakan kuesioner sebagai pedoman pertanyaan. Wawancara dilakukan pada petani yang memiliki salak Sari Intan berumur lima TST. Berdasarkan hasil wawancara, teknik budi daya salak Sari Intan di Desa Toapaya, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau meliputi pembibitan, persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan tanaman pelindung, penanaman dan pemeliharaan tanaman salak, serta penyerbukan dan pemanenan. Jarak tanam salak adalah 3 m x 2,5 m. Tanaman pelindung yang digunakan pada salak Sari Intan di Kabupaten Bintan adalah tanaman pisang, rambutan, durian dan sirsak. Penanaman tanaman salak dilakukan setelah satu bulan setelah pemupukan dasar dan pengapuran. Salak Sari Intan dapat dipanen sepanjang tahun. Berdasarkan hasil pengamatan, Serangga yang berpotensi menjadi hama pada salak Sari Intan adalah kutu Icerya sp. (Hemiptera: Monophlebidae), kumbang penggerek buah Coccotrypes sp. (Coleoptera: Curculionidae), dan ulat api Setothosea asigna (Lepidoptera: Limacodidae). Hama bukan serangga yang ditemukan pada tanaman salak Sari Intan adalah moluska Zonitoides arboreus, Kelas Gastropoda, Ordo Stymmatophora, Famili Gastrodontidae. Siput ini memakan daun yang belum membuka. Cendawan patogen yang ditemukan pada daun salak Sari Intan adalah Pestalotia sp., Colletotrichum sp., Helminthosporium sp., Fusarium sp., dan Curvularia sp. dengan gejala yang hampir mirip. Cendawan patogen yang menyerang buah pasca panen adalah Thielaviopsis paradoxa. Kejadian penyakit pada daun salak Sari Intan adalah berat, hampir semua tanaman terserang penyakit bercak. Intensitas kerusakan serangan penyakit pada tanaman salak di pembibitan tergolong sedang dan pada tanaman umur dua TST dan lima TST tergolong berat. Intensitas serangan penyakit tertinggi pada tanaman salak umur lima TST yaitu 58,7%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleHama dan Penyakit Potensial pada Salak Sari Intan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riauid
dc.title.alternativePotential Pests and Diseases on Sari Intan Snake Fruit in Bintan Regency, Riau Islandsid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCoccotrypes sp.id
dc.subject.keywordintensityid
dc.subject.keywordPestalotia sp.id
dc.subject.keywordThielaviopsis paradoxaid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.03 MBAdobe PDFView/Open
A3501202015_Melli Fitriani.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.49 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran978.35 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.