Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139311| Title: | Ekstraksi minyak melati (Jasminum sp.) dengan menggunakan pelarut menguap |
| Authors: | Syarief, Atjeng M. Prabawati, Sulusi Puspitasari, Diana Eka |
| Issue Date: | 1998 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri, namun minyak melati sebagai salah satu jenis minyak atsiri belum diproduksi dan dikembangkan secara komersial. Tingkat ekspor minyak melati pada tahun 1995 baru mencapai 14 liter (BPS, 1996), dan BPS tidak mencatat data ekspor minyak melati pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang dirasakan berat untuk mengusahakan minyak melati adalah tingginya harga bahan baku melati, belum dikenalnya metoda pembuatan minyak melati dan belum terkenalnya pasaran minyak melati di Indonesia. Oleh karena itulah diadakan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan kemungkinan yang lebih baik sehingga minyak melati dapat diusahakan secara ekonomis. Salah satu penelitian yang dilakukan adalah untuk mendapatkan varietas melati unggul dan tingkat kemekaran yang optimal sehingga dihasilkan minyak melati yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh varietas dan tingkat kemekaran terhadap rendemen dan sifat fisiko-kimia dari minyak melati yang dihasilkan. Metoda pembuatan minyak atsiri yang umum digunakan di Indonesia adalah dengan destilasi air, namun bila metoda ini diterapkan dalam pembuatan minyak melati, maka didapatkan kadar minyak dan kualitas minyak yang rendah. Metoda yang baik untuk membuat minyak melati adalah dengan proses enfleurasi dan ekstraksi dengan pelarut menguap, tetapi cara enfleurasi lebih sedikit dilakukan karena lebih mahal. Cara ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah cara perkolasi. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini berupa varietas (A) dan tingkat kemekaran (B). Taraf varietas terdiri dari Jasminum sambac dan Jasminum offcinale, sedangkan taraf tingkat kemekaran adalah kuncup dan merekah. Parameter yang diamati adalah rendemen, indeks bias dan analisis komponen yang terkandung dalam absolut melati dengan cara kromatografi gas. Rata-rata rendemen absolut melati yang dihasilkan berkisar antara 0.08% hingga 0.12% dengan rata-rata rendemen terendah diperoleh dari Jasminum sambac kuncup yaitu sebesar 0.05 %. Sedangkan rata-rata rendemen tertinggi 0.10% diperoleh dari Jasminum officinale merekah. Rata-rata indeks bias yang diperoleh berkisar antara 1.4306 hingga 1.4498. Rendemen dan indeks bias yang didapatkan tidak berbeda nyata terhadap varietas dan tingkat kemekaran yang berbeda. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139311 |
| Appears in Collections: | UT - Agricultural and Biosystem Engineering |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F98def.pdf Restricted Access | 22.6 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.