Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139070Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Djumali M. | - |
| dc.contributor.advisor | Widowati, Sri | - |
| dc.contributor.author | Sasongko, Aditya Agus | - |
| dc.date.accessioned | 2024-02-20T02:44:51Z | - |
| dc.date.available | 2024-02-20T02:44:51Z | - |
| dc.date.issued | 1998 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139070 | - |
| dc.description.abstract | Asam fitat (mio-inositol heksakis dihidrogen fosfat) adalah suatu jenis senyawa sumber fosfor yang sulit dicerna oleh tubuh. Senyawa ini juga mampu mengikat elemen-elemen mineral lain yang berakibat pada turunnya ketersediaan mineral-mineral tersebut bagi tubuh. Masalah-masalah yang timbul tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menghidrolisis asam fitat tersebut dengan fitase. Fitase terdapat pada hewan, tumbuhan dan mikroba, namun penelitian tentang produksi fitase dari mikroba masih sangat terbatas, padahal mikroba adalah sumber penghasil fitase yang sangat potensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi fitase oleh mikroba (bakteri) yang ditumbuhkan pada beberapa macam variasi komposisi media dan kondisi pertumbuhan. Beberapa isolat bakteri diuji kemampuannya dalam menghasilkan fitase dan dipilih isolat yang mampu menghasilkan aktivitas yang tertinggi. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap pola pertumbuhan mikroba untuk mengetahui fase/saat dimana dihasilkan fitase dalam jumlah besar dan aktivitasnya tinggi. Isolat bakteri sebanyak ± 2-3 ose diinokulasikan pada 50 ml media Czapecs dalam elenmeyer 250 ml secara aseptis. Kemudian dilakukan inkubasi pada shaker dengan kecepatan agitasi 110 rpm. pada suhu kamar selama 5 hari. Pengambilan sampel dan pengamatan dilakukan pada jam ke 4. 8. 16. 24. 32, 48, 72. 96, dan 120. Dengan cara yang sama dilakukan penumbuhan mikroba pada media Czapecs. tetapi dilakukan variasi terhadap konsentrasi glukosa dan K2HPO4. untuk mengetahui nisbah antara konsentrasi glukosa dan K₂HPO, yang memberikan hasil terbaik. Konsentrasi glukosa yang dicobakan adalah 15 dan 30 g/l, sedangkan konsentrasi K-HPO, sebesar 0.1: 0.2 dan 0.3 g/l. Tahap terakhir adalah penumbuhan mikroba pada beberapa variasi pH media dan suhu pertumbuhan. yaitu pada pH 5.5: 6.5 dan 7.5 serta suhu 28 dan 37" C selama 5 hari dan pengambilan sampel dilakukan tiap 24 jam. Analisis yang dilakukan meliputi perolehan biomassa, kadar protein terlarut dan aktivitas fitase. Isolat bakteri yang terpilih adalah isolat S4.7.3 dimana isolat ini menghasilkan fitase dalam jumlah yang besar dan beraktivitas tinggi pada jam ke-96. yaitu saat mikroba mengalami fase stasioner. Kombinasi antara konsentrasi glukosa 30 g/l dan KHPO, 0.2 g/l serta konsentrasi glukosa 30 g/l dan K₂HPO, 0.3 g/l memberikan hasil yang hampir sama. Perolehan biomassa. kadar protein terlarut dan aktivitas fitase yang dihasilkan oleh mikroba yang ditumbuhkan pada media (zapecs dimana konsentrasi glukosa sebesar 30 g/l dan K₂HPO, 0.2 g/l berturut-turut adalah 2.168 g/l; 81.226 ppm: 0.4017 U. Sedangkan yang dihasilkan mikroba yang ditumbuhkan pada media Czapecs dimana konsentrasi glukosa sebesar 30 g/l dan K₂HPO, 0.3 g/l adalah 2.360 g/l: 81.509 ppm dan 0.3882 U. Nilai pH 6.5 dan suhu 28º C memberikan hasil terbaik yaitu aktivitas fitase tertinggi sebesar 0,4168 U; kadar protein terlarut 107.4239 ppm dan perolehan biomassa sebesar 1,912 g/l. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Kajian tentang produksi fitase pada beberapa media dan kondisi fermentasi | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| Appears in Collections: | UT - Agricultural and Biosystem Engineering | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F98aas.pdf Restricted Access | 14.97 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.