Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139006
Title: Model sistem manajemen ahli untuk perencanaan produksi cabai di daerah Banten, Jawa Barat
Authors: Hardjomidjojo, Hartrisari
Eriyatno
Suswanto, Totok
Issue Date: 2000
Publisher: IPB University
Abstract: Cabai merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Cabai dikonsumsi terutama sebagai bahan masakan atau dalam bentuk segar untuk memberikan rasa pedas, aroma, maupun untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, konsumsi cabai menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Harga cabai yang ada di pasaran merupakan fungsi dari 1). keseimbangan antara pasokan dengan permintaan dan 2). tingkat kesesuaian dengan permintaan pasar. Fluktuasi harga cabai disebabkan oleh ketidakseimbangan permintaan dan penawarannya. Kelebihan pasokan akan mengakibatkan turunnya harga sampai ke tingkat yang tidak menguntungkan petani. Kekurangan pasokan akan menyebabkan harga melambung tinggi di atas jangkauan konsumen. Di samping itu, fluktuasi harga cabai juga disebabkan oleh tingkat kesesuaian mutu dan jenis dengan yang dinginkan konsumen. Fluktuasi harga tersebut dapat dikendalikan dengan mekanisme perencanaan produksi yang tepat. Perencanaan produksi yang tepat akan mampu 1). menghindarkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, 2). Menyediakan pasokan dan jenis cabai yang sesuai dengan permintaan konsumen, 3), mengoptimasi penggunaan lahan penanaman cabai. Sistem Manajemen Ahli merupakan salah satu pemecahan potensial dalam mengatasi permasalahan pada perencanaan produksi cabai. Sistem Manajemen Ahli merupakan integrasi dari Sistem Ahli, Sistem Penunjang Keputusan dan Sistem Manajemen Basis Data. Pengkajian ini bertujuan untuk mempelajari berbagai faktor yang berpengaruh dalam produksi dan konsumsi cabai, analisis fakta-fakta yang berpengaruh dalam perencanaan produksi cabai serta membentuk model perencanaan produksi dengan sistem manajemen ahli. Ruang lingkup penelitian ini adalah daerah Banten yang terdiri dari tiga kabupaten yaitu Lebak, Serang dan Pandeglang. Hasil pengkajian yang dilakukan adalah model sistem manajemen ahli untuk perencanaan produksi cabai di daerah Banten, Jawa Barat. Model yang dirancang ini diberi nama CHIEXSYS' 2000. Model ini terdiri dari sub sistem basis data, sub sistem inferensi logika, sub sistem basis model dan sub sistem penghubung pengguna dengan komputer. Model sistem manajemen ahli ini terdiri dari enam sub model yaitu 1). Sub Model Sistem Ahli Kesesuaian Lahan. Data kondisi tanah dan agroklimat kecamatan-kecamatan pada ketiga kabupaten dievaluasi dengan sistem ahli tersebut untuk menunjukkan daerah-daerah yang potensial untuk penanaman cabai. Penilaian dalam sistem ahli tersebut dilakukan berdasarkan expert judgement dari pakar cabai dan pengorganisasian dari berbagai buku tentang cabai. 2). Sub Model Sistem Ahli Penentuan Cabai Unggulan. Sub model ini membantu menentukan jenis cabai unggulan berdasarkan beberapa parameter yang menentukan seperti permintaan pasar, harga, daya adaptasi tanaman, daya tahan terhadap penyakit dan lain-lain. Penilaian dilakukan juga berdasarkan expert judgement dari pakar cabai dan pengorganisasian dari berbagai buku tentang cabai. 3). Sub Model Prakiraan Produksi dan Konsumsi Cabai. Sub model ini menentukan produksi dan konsumsi cabai dengan menggunakan teknik forecasting dengan metoda Analisa Trend. 4). Sub Model Penjadwalan Tanam Cabai. Penjadwalan didasarkan pada tingkat konsumsi tahunan. Penanaman dibagi menjadi 12 batch. Masing-masing batch mempunyai selang tanam dua minggu. 5). Sub Model Penentuan Blok Tanam. Blok tanam merupakan satuan batch dari sub model sebelumnya. Satu blok terdiri dari beberapa kecamatan. Penentuan blok dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan dari sub model satu dan kedekatan dengan ibukota kabupaten (pasar). 6). Sub Model Analisa Usaha Tani. Analisa usaha tani dilakukan untuk satu hektar lahan dengan masa perhitungan satu tahun (dua kali musim tanam). Parameter kelayakan yang digunakan antara lain persentasi keuntungan, Break Event Point, Pay Back Period, Internal Rate of Return dan Return On Investment. Output model sistem manajemen ahli ini dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, para petani cabai, pengusaha dan kalangan akademisi. Asumsi yang merupakan kelemahan dari model ini adalah konsumsi masing-masing daerah harus dipenuhi oleh produksi dari daerah itu sendiri. Pada kenyataannya, produksi cabai Daerah Banten sebagian akan dipasarkan ke Jakarta sebagai pasar cabai yang sangat potensial. Dengan demikian, pada model-model selanjutnya, pengembangan model perencanaan ini perlu memperhatikan daerah-daerah sebagai pasar atau sentra penanaman cabai yang potensial.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139006
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F00TSU.pdf
  Restricted Access
23.86 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.