Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138915
Title: Pengaruh faktor fisiko-kimia, nisbah c/n media sintetik dan jenis media kompleks terhadap pertumbuhan bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) Riau 2
Authors: Yusuf, Helena
Hariyati, Anastasia Indra
Issue Date: 1998
Publisher: IPB University
Abstract: Populasi padat tebar pada sistem budidaya perikanan memberikan dampak terhadap ekosistem lingkungan perairan budidaya. Degradasi bahan organik oleh bakteri pengurai menghasilkan senyawa toksik (Amonia, nitrit H₂S) dan OD perairan menjadi tinggi. Bakteri Fotosintetik Anoksigenik (BFA) merupakan bakteri pengurai yang dapat memanfaatkan senyawa organik, inorganik secara anaerobik dan mereduksi senyawa toksik. Selama ini BFA sudah diteliti untuk pupuk, mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pestisida, herbisida dan untuk menangani limbah. Secara komersial BFA telah diaplikasikan biokondisioner tambak udang. untuk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nisbah C/N pada media dan faktor fisiko-kimia (pH, suhu dan konsentrasi NaCI) terhadap pertumbuhan BFA isolat lokal Riau2. Pada penelitian pendahuluan, dilakukan penetapan waktu propagasi dan pengaruh pH, suhu dan konsentrasi NaCI terhadap pertumbuhan BFA menggunakan media sintetik RCV. Interval pH, suhu dan NaCI yang diuji yaitu pH 5, 6, 7, 8, suhu 25, 30, 35, dan 40° C sedangkan konsentrasi NaCl yang diuji yaitu 0%, 1%, 2% dan 3%. Pada penelitian utama, kultivasi dilakukan dalam media RCV dengan berbagai nisbah C/N yang divariasikan, media limbah cair tahu (LCT), molases 1%. Nisbah C/N yang diuji yaitu C/N 0.3, C/N 1.5 dan C/N 6. Kondisi kultivasi yang digunakan diperoleh dari kondisi optimal pada penelitian pendahuluan. Kultivasi dilakukan dalam erlenmeyer 100 ml dengan volume kerja 50 ml. Untuk menciptakan kondisi anaerob dilakukan pengusiran O₂ dengan mengalirkan gas N₂ saat awal kultivasi, sedangkan untuk kondisi aerob tidak dilakukan pengusiran O₂ dalam media. Kultivasi dilakukan dalam shaker water bath, 150 rpm yang diiluminasi menggunakan lampu tungsten 40 watt dengan jarak 20 cm selama 84 jam. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam terhadap pH, OD 860nm, konsentrasi ẞ karoten dan total nitrogen. Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa pH, suhu dan konsentrasi NaCI terbaik untuk pertumbuhan BFA Riau2 masing-masing adalah pH 7, suhu 35° C dan tanpa penambahan NaCI (0% NaCI). Nisbah C/N dan kondisi aerobik maupun anaerob berpengaruh terhadap perolehan biomassa. Pada kondisi anaerob, biomassa tertinggi dicapai dalam media dengan nisbah C/N 1.5 yaitu 0.711 g/L, Yx= 0.226 sedangkan dalam kondisi aerob, biomassa tertinggi dicapai oleh media dengan nisbah C/N 6 yaitu 0.725 g/L. Selain itu diteliti pula pertumbuhan isolat pada media komplek molases dan limbah cair tahu (LCT) Perolehan biomassa tertinggi dicapai oleh kultur yang dikultivasi dalam media LCT kondisi anaerob yaitu 3.161 g/L sedangkan konsentrasi beta karoten tertinggi yaitu 25.194 mg/g dalam media molases aerob. Nilai pH selama kultivasi dalam media RCV dan LCT cenderung meningkat, sedangkan nilai pH pada media molases cenderung menurun seiring dengan waktu kultivasi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138915
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F98AIH.pdf
  Restricted Access
2.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.