Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138883
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPartoatmodjo, Soeratno-
dc.contributor.advisorPrasetyo, Linda-
dc.contributor.advisorDermawan, Agus-
dc.contributor.authorSuyoko, Cipluk Sri Sunarsih-
dc.date.accessioned2024-02-19T02:18:27Z-
dc.date.available2024-02-19T02:18:27Z-
dc.date.issued1989-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138883-
dc.description.abstractPopulasi penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau/daging (Chelonia mydas) di Indonesia menurun. terdaftar dalam Appendix I Mereka (Convention CITES on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna dan Flora). Indonesia meratifikasi CITES melalui Keppres. 43 no. tahun 1978 dan telah berusaha mengembangkan populasi kedua jenis penyu antara lain di P. Semak Daun, kawasan Taman Nasional Laut Kep. Seribu, Ditjen PHPA, Dep. Kehutanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh lingkungan biologi yang berubah dengan lesio kulit pada tukik melalui pendekatan analisis air laut dan diharapkan perubahan lingkungan karena kualitas air mengakibatkan gangguan keseimbangan mikroorganisme di kulit penyu sehingga terjadi lesio kulit. Penyu laut termasuk reptil dari ordo Chelonia (Bustard, 1972). Penyebaran penyu daging meliputi perairan daerah tropis dan subtropis (Hirth, 1971), sedangkan penyu sisik terbatas pada daerah tropis (Bustard, 1972). Kedua jenis penyu ini terdapat hampir di semua pantai pulau-pulau di Indonesia (Anonymous, 1982; Nuitja dan Akhmad, 1982). Manusia dan bermacam hewan merupakan predator utama (Bustard, 1972; Hirth dan Schaffer, 1974). Cowan (1969) dalam Campbell dan Busack (1979) mengemukakan bahwa sebagian besar penyakit yang ditemukan pada penyu tangkapan berasal dari pemeliharaan, sanitasi dan cara kondisi higienis yang tidak sesuai (sindrom maladaptasi). Menurut Austwick dan Keymer dalam Cooper dan Jackson (1981) kulit reptil tampaknya resisten terhadap infeksi jamur kecuali bila terkena trauma mekanis. Penyebab utama kasus morbiditas dan mortalitas pada penyu tangkapan adalah bakteri bentuk batang gram (Marcus, 1971 dalam Campbell dan Busack, 1979). predisposisi terutama akibat stress (Austwick dan negatif Faktor Keymer dalam Couper dan Jackson, 1981; Wallach, 1969 dalam Campbell dan Busack, 1979; Migaki et al., 1984). Bahan yang digunakan adalah dua ekor tukik penyu hijau dan sepuluh ekor tukik penyu sisik umur sekitar 5 bulan dalam kandang penangkaran. Sampel air laut diambil dari luar dan dalam kandang untuk dianalisis di PPLH-IPB dan Balitvet sedangkan spesimen kerokan kulit diisolasi dan diidentifikasi di Lab. Kesehatan Masyarakat Veteriner-IPE. Hasil analisis, air laut dan kerokan kulit kemudian diperbandingkan dengan faktor-faktor penyebab lesio kulit…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStudi pendahuluan tentang hubungan antara pengaruh lingkungan biologi yang berubah dengan Lesio kulit pada tukik di Pulau Semak Daun melalui pendekatan analisis air lautid
dc.titleStudi pendahuluan tentang hubungan antara pengaruh lingkungan biologi yang berubah dengan Lesio kulit pada tukik di Pulau Semak Daun melalui pendekatan analisis air lautid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology

Files in This Item:
File SizeFormat 
B89css.pdf
  Restricted Access
9.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.