Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138666
Title: Kajian Status Kesehatan Ikan Kerapu Cantang Epinephelus sp. di KJA Perairan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu.
Authors: Sukenda
Nuryati, Sri
Nirmala, Kukuh
Effendi, Irzal
Widanarni
Borut, Ruku Ratu
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Pulau Kelapa Dua Kepulauan Seribu, DKI Jakarta merupakan wilayah di Indonesia yang memiliki potensi produksi sebagai sentra ikan kerapu nasional. Usaha pembesaran ikan kerapu di karamba jaring apung (KJA) dilakukan tahun 2000 – an hingga sekarang. Jenis yang dibudidaya mencakup ikan kerapu macan dan dua jenis kerapu hasil persilangan (hybrid) yaitu ikan kerapu cantang dan ikan kerapu cantik dengan sistem karamba jaring apung (KJA). Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi status kesehatan ikan kerapu cantang Epinephelus sp. dalam (KJA) di perairan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu. Penelitian berlangsung selama 1 (satu) tahun yaitu pada bulan Februari 2021 sampai Januari 2022 Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi dinamika kualitas air yaitu fisika, kimia dan biologi perairan dalam KJA di perairan Pulau Kelapa Dua. Metode pengambilan contoh air dilakukan secara komposite sampling. Hasil pengukuran fisika air sebagai berikut: suhu 28– 32oC; kecerahan 6–7 m; kedalaman 9–16 m; kecepatan arus 10,2–27,1 m/detik; gelombang 0,2–0,26 m dan curah hujan teramati pada Desember, Januari, Februari, Maret, Agustus dan Oktober. Hasil pengukuran kimia air sebagai berikut: salinitas 31–34 ppt; oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) 5,6–7,2 mg/l; pH 7,0–8,3; TTS 4,0–5,5 mg/l; total suspended solid (TDS) 25–36 mg/l dan Amoniak 0,00–0,03 mg/l. Hasil pengukuran biologi air sebagai berikut: kelimpahan fitoplankton yaitu Bacillariophyceae 12 – 98 %; Cynophyceae 31–87 % dan Dinophyceae 1–10%. Sedangkan kelimpahan zooplankton yaitu Bivalvia 3–10%; Ciliata 3–33%; Gastropoda 6–32%; Malacostraca 53–97% dan Urochordata 3–10%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi dinamika fisika, kimia dan biologi air pada KJA di perairan Pulau Kelapa Dua memiliki kelayakan terhadap keberlangsungan budidaya ikan kerapu cantang Epinephelus sp. Curah hujan terjadi pada Februari, Maret, Agustus, Oktober, Desember dan Januari. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Vibrio spp. dan mendeteksi virus VNN pada ikan budidaya dalam sistem KJA dan ikan liar di sekitar KJA di perairan Pulau Kelapa Dua. Pengambilan sampel dilakukan sebulan sekali terdiri dari 5 ikan kerapu cantang dan 5 ikan liar. Isolasi dan identifikasi bakteri Vibrio spp. dilakukan dari organ target hati dan ginjal, sedangkan deteksi virus VNN dilakukan pada organ target otak dan mata. Jumlah total bakteri pada ikan kerapu cantang tertinggi teramati pada bulan Agustus dan terendah pada April, sedangkan pada ikan liar tertinggi teramati pada Oktober dan terendah pada Maret. Jumlah total Vibrio spp. pada ikan kerapu cantang tertinggi teramati pada Agustus dan terendah pada Februari, sedangkan pada ikan liar tertinggi teramati pada Februari dan terendah pada Maret. Jenis bakteri yang terkonfirmasi ditemukan adalah Vibrio alginolyticus, V. parahaemolyticus, dan V. vulnificus. Virus VNN terdeteksi pada ikan kerapu cantang yang berkisar antara 60–80% teramati pada bulan Februari, Maret dan April, sedangkan pada ikan liar terdeteksi virus VNN mencapai 60% teramati pada Maret dan November. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri Vibrio spp. dan virus VNN ditemukan pada ikan kerapu cantang dan ikan liar yang mengindikasikan terjadi perpindahan penyakit dari ikan kerapu cantang ke ikan liar atau sebaliknya. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk menganalisis status kesehatan ikan kerapu cantang dalam sistem KJA di perairan Pulau Kelapa Dua. Sampel ikan diambil dari KJA, sebanyak 5 ekor dengan ukuran berdasarkan pertumbuhan ikan setiap bulan selama 12 bulan. Ikan dianalisis gambaran darahnya mencakup total eritrosit, total leukosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, aktivitas fagositosis dan aktivitas Lisozim serta pemeriksaan histopatologi. Hasil pengamatan menunjukkan ikan kerapu cantang memiliki rata – rata eritrosit 2,8 x 106 sel/mm3, leukosit 4,76 x 104 sel/mm3, hemoglobin 7,91% g, hematokrit 18,26%, aktivitas fagositosis 46,08% dan aktivitas lisozim 58,37 unit/l. Hasil histopalogi menunjukkan kelainan pada hati yaitu nekrosis (kematian jaringan) dan vakuolisasi, sementara itu ginjal mengalami kongesti (pembendungan pembuluh darah) dan nekrosis. Simpulan penelitian ini adalah ikan kerapu cantang tidak sehat karena kadar hemoglobin, kadar hematokrit, aktivitas fagositotis, dan aktivitas lisozim di luar batas normal ikan sehat, organ hati mengalami perubahan pada sel nekrosis dan vakuolisasi sedangkan ginjal mengalami kongesti dan nekrosis. Keseluruhan dari rangkaian hasil penelitian ini memperlihatkan status kesehatan ikan kerapu cantang dalam KJA di perairan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu dapat disimpulkan bahwa kondisi dinamika kualitas air lingkungan perairan memiliki kelayakan Epinephelus sp. untuk keberlangsungan budidaya ikan kerapu cantang, keberadaan bakteri Vibrio spp. dan deteksi virus VNN dapat ditemukan pada ikan kerapu cantang dan ikan liar dan memiliki pola infeksi yang sama di perairan tersebut mengindikasikan terjadi perpindahan penyakit dari ikan budidaya ke ikan liar atau sebaliknya, ikan kerapu cantang tidak sehat karena kadar hemoglobin, kadar hematokrit, aktivitas fagositosis dan aktivitas lisozim di luar batas normal ikan sehat. Histopatologi ikan mengalami kelainan pada hati yaitu nekrosis dan vakuolisasi, sedangkan ginjal mengalami kongesti dan nekrosis. Untuk menentukan pengembangan budidaya ikan kerapu cantang pada KJA di perairan Pulau Kelapa Dua Kepulauan Seribu yakni rekomendasi pengembangan budidaya ikan kerapu cantang secara keberlanjutan (sustainability) berdasarkan hasil kajian dinamika kualitas air seperti fisika, kimia dan biologi air memiliki kelayakan untuk budidaya ikan kerapu cantang, sistem pencegahan dan pengobatan (biosecurity) berdasarkan hasil kajian keberadaan penyakit ikan dan status kesehatan ikan. Untuk ukuran benih ikan kerapu cantang 4 – 5 cm tidak di tebar pada Desember, Januari, Februari dan Maret. Sebaiknya di tebar ukuran pendederan dengan ukuran 10 – 13 cm pada bulan – bulan tersebut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138666
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover- RUKU RATU BORUT.pdf
  Restricted Access
Cover387.68 kBAdobe PDFView/Open
RUKU R BORUT_2024 (1) - RUKU RATU BORUT.pdf
  Restricted Access
Fulltext8.14 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran - RUKU RATU BORUT.pdf
  Restricted Access
Lampiran360.52 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.