Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138391
Title: Identifikasi faktor-faktor penentu sosial (Social Inpack Point) dalam pembinaan kelompok tani di kabupaten daerah tingkat II bantul daerah istimewa Yogyakarta
Authors: Marse, M. Tamsur
Prabawa, Florentinus Esti
Issue Date: 1989
Publisher: IPB University
Abstract: Kajian pokok dalam praktek lapang ini adalah tingkat kemampuan kelompok tani dan faktor-faktor penentu sosial dalam pembinaan kelompok tani. Praktek lapang ini merupa- kan studi kasus di dua WKBPP yaitu WKBPP Sewon dan WKBPP Pajangan, Kabupaten Bantul. Untuk itu digunakan wawancara langsung terhadap responden sebanyak 72 orang. Penarikan contoh dilakukan secara acak bertingkat terhadap petani anggota kelompok tani. Pengolahan data dilakukan dalam bentuk tabulasi dengan menggunakan persentase skor. Sedangkan faktor penentu sosial ditentukan dengan mengambil empat masalah yang memperlihatkan persentase skor terkecil. Hasil penelitian menunjukkan panwa sebagian besar ke- lompok tani menduduki kelas madya, kecuali kelompok Siluk II termasuk kelompok lanjut. Hal ini berarti periu adanya pembinaan lebih lanjut, terutama dalam hal kemampuan kerja- sama, kemampuan pemupukan modal, kemampuan menaati perjanjian, pengembangan kader, hubungan melembaga dengan KUD dan produktivitas usahatani. Sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor penentu sosial menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu sosial teratas yang berlaku di Kabupaten Bantul dan merupakan prioritas utama untuk segera dilakukan pemecahan masalahnya yaitu: 1. Kreativitas anggota, dimana jumlah anggota yang aktif mengemukakan pendapat dan masalah, baik dalam penyu- sunan rencana kerja, dalam pertemuan kelompok dengan PPL maupun dalam rapat anggota masih rendah (kurang dari 20 persen jumlah anggota). 2. Pengelolaan kelompok, dimana peralatan yang dimiliki kelompok pun belum lengkap dan belum cukup untuk seluruh anggota. 3. Proses pembentukan kelompok, dimana belum semua kelom- pok tani dibentuk berdasarkan inisiatif calon anggota, tetapi ada pula yang dibentuk dari "atas" oleh PPL dan Pamong Desa. Sedangkan jumlah petanı yang maju relatif sedikit dibanding petani biasa. 4. Daya serap informasi, dimana frekuensi kegiatan pengu- rus dalam mencari/mendapatkan informasi masih rendah (1-3 kali dalam satu musim) dan informasi yang didapat jarang diolah lebih dahulu…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138391
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A89fep.pdf
  Restricted Access
22.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.