Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138177| Title: | Pengaruh tingkat kemekaran bunga dan lama ekstraksi terhadap mutu minyak atsiri bunga sedap malam (Polianthes tuberose L.) |
| Authors: | Ketaren, S. Muhadjir, Imam Sukmana, Iwan Ridwan |
| Issue Date: | 2000 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Indonesia merupakan negara penghasil minyak atsiri yang dipasok ke mancanegara. Namun tidak semua jenis minyak atsiri yang diproduksi di Indonesia, termasuk minyak atsiri dari jenis bunga-bungaan. Sampai saat ini hanya beberapa jenis bunga saja yang diproduksi menjadi minyak atsiri. Seperti bunga sedap malam, hanya dimanfaatkan sebagai bunga potong. Padahal jenis bunga ini sudah banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Bunga sedap malam selain dapat digunakan sebagai bunga potong, juga dapat diolah menjadi minyak atsiri yang merupakan bahan pewangi parfum yang bermutu tinggi. Untuk menghasilkan minyak bunga sedap malam yang bermutu tinggi disamping diperlukan metoda ekstraksi yang tepat, juga waktu ekstraksi dan tingkat kemekaran bunga yang tepat. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemekaran bunga sedap malam dan lama ekstraksi yang dapat menghasilkan mutu minyak atsiri terbaik. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari waktu ekstraksi terbaik (pagi dan sore hari) dan jenis pelarut yang sesuai (heksan, aseton, dan alkohol). Pada penelitian utama dilakukan untuk mempelajari pengaruh tingkat kemekaran kuntum bunga sedap malam dan lama ekstraksi yang menghasilkan mutu minyak bunga yang optimum. Metoda ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut menguap. Data hasil analisis diolah dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial pada dua faktor. Faktor pertama adalah tingkat kemekaran, yaitu kemekaran 0-25 persen (A1), 25-50 persen (A2), dan 50-100 persen (A3). Faktor kedua adalah lama ekstraksi, yaitu ekstraksi 12 jam (B1), 24 jam (B2), dan 36 jam (B3). Parameter yang diamati adalah rendemen absolut, indeks bias, kelarutan absolut dalam alkohol 70%, nilai pH absolut, dan total kadar komponen. Hasil penentuan waktu ekstraksi dan jenis pelarut untuk ekstraksi menunjukkan bahwa waktu ekstraksi sore hari dengan menggunakan pelarut heksan adalah terbaik berdasarkan rendemen yang tertinggi (0.326%), bilangan asam yang terendah (13.913), serta total kadar komponen yang tertinggi (4.999%). Hasil penentuan tingkat kemekaran bunga dan lama ekstraksi menunjukkan bahwa bunga sedap malam dengan tingkat kemekaran 50-100 persen, yang diekstraksi dalam pelarut heksan selama 24 jam merupakan kombinasi perlakuan yang terbaik berdasarkan hasil kelarutan dalam alkohol 70% (1: 4.5), nilai pH absolut yang tertinggi (4.5), indeks bias tertinggi (1.4757) dan total kadar komponen tertinggi (12.307%). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138177 |
| Appears in Collections: | UT - Agroindustrial Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F00IRS.pdf Restricted Access | 12.43 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.