Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137570
Title: Model Pengembangan Kewirausahaan Sosial Perempuan di Jabodetabek, DIY dan Jawa Tengah untuk Meningkatkan Kinerja
Authors: Syarief, Rizal
Rusli, Meika Syahbana
Purnomo, Dwi
Prabawanti, Benedicta Evienia
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: BENEDICTA EVIENIA PRABAWANTI. Model Pengembangan Kewirausahaan Sosial Perempuan di Jabodetabek, DIY dan Jawa Tengah Untuk Meningkatkan Kinerja. Dibimbing oleh RIZAL SYARIEF, MEIKA SYAHBANA RUSLI dan DWI PURNOMO. Saat ini pemerintah dan pihak swasta di negara berkembang, juga negara maju mendorong terciptanya kegiatan bisnis (kewirausahaan sosial) yang memiliki tujuan untuk memecahkan permasalahan sosial. Kewirausahaan sosial memiliki peran mendasar dalam meningkatkan kondisi sosial di negara-negara berkembang. Penelitian ini memiliki empat tujuan penelitian yang terdiri dari 1). Memetakan dan menganalisis peran perempuan dalam kewirausahaan sosial. 2). Menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi peningkatan kinerja kewirausahaan sosial perempuan. 3). Mengidentifikasi variabel kunci dan aktor kunci yang menjadi kunci pengembangan kewirausahaan sosial perempuan di Jabodetabek, DIY dan Provinsi Jawa Tengah. 4). Membangun model pengembangan kewirausahaan sosial perempuan yang digunakan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja kewirausahaan sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian berdasarkan masing-masing tujuan penelitian adalah: Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama menggunakan metode analisis deskriptif, dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada kewirausahaan sosial perempuan yang ada di Jabodetabek, DIY dan Provinsi Jawa Tengah. Analisis SEM menggunakan PLS digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua. Micmac dan Mactor menjadi alat yang digunakan untuk menemukan variabel kunci dan aktor kunci pengembangan kewirausahaan sosial perempuan. Analisis SSM digunakan untuk mengembangkan model pengembangan kewirausahaan sosial perempuan yang digunakan untuk mengukur kinerja kewirausahaan sosial. Penelitian ini dilakukan saat masih pandemi COVID19, dimulai sejak bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan Maret 2023. Responden penelitian adalah perempuan wirausaha sosial yang berada di Jabodetabek, DIY dan Provinsi Jawa Tengah. Delapan perempuan wirausahaan sosial yang menjadi responden penelitian yaitu LKP Ibu Nandang (Cilacap-Jateng), Kampung Gagot (Banjar Negara-Jateng), Biyung Indonesia (Daerah Istimewa Yogyakarta), DemiBumi (Jakarta), Psikologi Disini (Jakarta), MagooBox (Depok), Ecodoe/Lokasoka (Jakarta) dan Kelompok Wanita Petani Manggis (Bogor). Kuesioner penelitian diisi oleh anggota komunitas dari delapan kewirausahaan sosial perempuan. Metode wawancara mendalam dan FGD dilakukan kepada para pakar yang terdiri dari pemerintah (Kemenkop, Kemensos, Kemenpora, Kemenparekraf, PEMDA, BUMN/D), Perguruan Tinggi, Inkubator Bisnis, Komunitas, Lembaga Swadaya Masyarakat, Industri konvensional, Media, Komunitas, Angel Investor dan Kewirausahaan sosial. Hasil penelitian dari tujuan yang pertama adalah menemukan tiga kelompok yang menggambarkan peran kewirausahaan sosial perempuan pada suatu komunitas, yaitu Crafter, Impactor dan Meritor. Hasil analisis peran faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada peningkatakan kinerja kewirausahaan sosial menunjukkan bahwa dukungan sosial khususnya dukungan instrumental dan informasional merupakan faktor eksternal yang sangat dibutuhkan perempuan wirausaha sosial untuk meningkatkan kinerja kewirausahaan sosial. Nilai budaya sebagai faktor eksternal juga memiliki pengaruh dalam membentuk motivasi perempuan wirausaha sosial untuk berperan aktif dalam kewirausahaan sosial. Faktor internal motivasi dalam penelitian secara langsung maupun tidak langsung tidak mendorong perempuan wirausaha sosial untuk meningkatkan kinerja kewirausahaan sosial perempuan. Perempuan wirausaha sosial memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas kewirausahaan sosial, tetapi motivasi yang dimiliki belum mendorong perempuan wirausaha sosial untuk meningkatkan kinerja usahanya. Oleh karena itu paket Achievement Motivation Training (AMT) menjadi salah satu usulan yang diberikan untuk membantu mendorong motivasi perempuan wirausaha sosial meningkatkan kinerja kewirausahaan sosial Penelitian ini menemukan variabel kunci pada model pengembangan kewirausahaan sosial perempuan adalah ekosistem, akses modal pemerintah, lembaga, kebijakan dan dukungan sosial. Sedangkan yang menjadi aktor kunci dalam model pengembangan kewirausahaan sosial perempuan adalah Kementerian Koperasi UKM (Kemenkop UKM) dan Kementerian Sosial (Kemensos). Model pengembangan kewirausahaan sosial perempuan dimulai dari: 1). Identifikasi Potensi dan Tantangan, 2). Inovasi dan pengembangan, 3). Implementasi dan skalabilitas, 4). Skalabilitas dan difusi, 5). Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Lima tahap dalam model pengembangan perlu diterapkan oleh perempuan wirausaha sosial untuk dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja kewirausahaan sosial yang berdampak dan berkelanjutan. Tindakan aksi pada tahap ke-tujuh dalam SSM menjadi tahap selanjutnya yang dapat dilakukan dalam penelitian berikutnya sebagai evaluasi pada implementasi model pengembangan kewirausahaan sosial. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah: Kelompok peran kewirausahaan sosial perempuan yang dihasilkan melalui pemetaan komunitas digunakan oleh perempuan wirausaha sosial untuk membantu menempatkan dirinya dalam aktivitas kewirausahaan sosial. Kemenkop dan Kemensos sebagai aktor kunci dalam pengembangan kewirausahaan sosial perempuan perlu untuk membuat kebijakan dan lembaga khusus yang mengatur kewirausahaan sosial, khususnya kewirausahaan sosial perempuan. Achievement Motivation Training merupakan usulan yang dapat diberikan untuk meningkatkan motivasi perempuan yang digunakan sebagai pendorong dalam meningkatkan kinerja kewirausahaan sosial yang dilakukan. Kewirausahaan sosial perempuan perlu menambah dukungan sosial yang terdiri dari dukungan instrumental dan dukungan informasional sebagai faktor yang sangat diperlukan dalam model pengembangan kewirausahaan sosial pada langkah yang kedua yaitu inovasi dan pengembangan. Langkah ke-tiga dalam model pengembangan yaitu implementasi dan skalabilitas dapat terbentuk ketika perempuan wirausaha sosial menghasilkan produk atau jasa dari kewirausahaan sosial yang memiliki inovasi selaras dengan penyelesaian permasalahan sosial yang ada.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137570
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi1.09 MBAdobe PDFView/Open
K1601202063_Benedicta Evienia Prabawanti.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.