Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137486
Title: Pengelolaan burung hantu (Tyto alba Scopoli, 1976) sebagai pengendali hama tikus di Perkebunan kelapa sawit Naga Sakti Kabupaten Kampar, Riau
Authors: Ginoga, Lin Nuriah
Masyud, Burhanuddin
Asmawan, Tonni
Issue Date: 2006
Publisher: IPB University
Abstract: Tyto alba sebagai salah satu predator telah dikembangkan menjadi Agensi Pengendali Hayati (APH) pada perkebunan kelapa sawit dalam mengendalikan hama tikus secara bilogis. Populasi yang rendah dan daerah penyebaran T. alba yang masih sempit mengakibatkan pengendalian hama tikus di perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan musuh alami ini masih kurang optimal. Untuk itu perlu adanya campur tangan manusia yaitu dengan pengelolaan satwaliar. Dengan pengelolaan yang baik diharapkan kelimpahan dan penyebaran T. alba akan lebih terkendali sehingga optimalisasi pengendalian hama tikus di perkebunan kelapa sawit dapat tercapai. Informasi yang masih terbatas mengenai pengelolaan T. alba menyebabkan perlu adanya penelitian untuk mengkaji tehnik-tehnik dalam pengelolaan T. alba sebagai pengendali hama tikus di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pengelolaan T. alba yang telah diterapkan pada perkebunan kelapa sawit Naga Sakti, Kabupaten Kampar, Riau. Waktu penelitian dilakukan pada pertengahan bulan Agustus sampai bulan Oktober 2004. Data-data yang dikumpulkan meliputi: teknik pengelolaan T. alba, organisasi pengelolaan T. alba, serta satuan biaya pengendalian hama tikus menggunakan T. alba. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapang melalui pengukuran dan pengamatan kegiatan pengelolaan, wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dalam pengelolaan, dan studi pustaka mengenai pengembangan maupun penelitian yang pernah dilakukan tentang T. alba. Pengelolaan T. alba sebagai predator hama tikus di perkebunan kelapa sawit diambil dari gupon yang tersebar di seluruh areal perkebunan (umur 1,5-2 bulan). Areal kandang pemeliharaan berada di dalam blok tanaman kelapa sawit (Blok Naga Sakti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pengadaan bibit, pengelolaan bibit pada kandang pemeliharaan dan pengelolaan burung pada gupon di lapangan. Pada awal pengembangan T. alba bibit didatangkan dari luar areal perkebunan dengan cara pembelian. Setelah dapat berkembang biak pada gupon di areal perkebunan pengadaan bibit disuplai dari pengambilan anakan pada gupon tersebut. Pengelolaan bibit pada kandang pemeliharaan merupakan salah satu bentuk peningkatan populasi burung. Bibit T. alba yang dipelihara di kandang pemeliharaan berasal dari pembelian ke kebun lain (umur 3-4 bulan) dan juga D44) dan dekat dengan kantor besar (Emplasment Staff) sehingga memudahkan dalam pengawasannya. Kandang pemeliharaan berjumlah empat unit dengan kondisi tiga kandang mengalami kerusakan pada dindingnya yang lapuk dan berkorosi. Ukuran satu unit kandang adalah 250 x 80 x 88 cm³, masing-masing kandang terdiri dari tiga ruangan sub kandang yang mampu menampung enam sampai delapan ekor bibit. Perlengkapan kandang sangat sederhana terdiri dari tenggeran dan tempat minum. Sarana dan prasarana perawatan masih kurang memadai seperti tidak adanya sumber air untuk membersihkan kandang dan perlengkapannya. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137486
Appears in Collections:UT - Conservation of Forest and Ecotourism

Files in This Item:
File SizeFormat 
E06tas.pdf
  Restricted Access
14.09 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.