Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137435
Title: Performa mencit, Mus musculus jantan dan betina dengan suplementasi tepung temulawak, (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dalam ransum
Authors: Siagian, Pollung H.
Laconi, Erika B.
Hidayatullah, Syarif
Issue Date: 2006
Publisher: IPB University
Abstract: Feed additive dapat meningkatkan nilai guna, namun perlu diketahui keamanan penggunaan feed additive terhadap ternak, sehingga perlu digunakan hewan percobaan sebelum diaplikasikan pada ternak. Mencit sering digunakan sebagai hewan percobaan karena mudah ditangani, memiliki sifat produksi dan reproduksi yang tinggi dan menyerupai mamalia. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat digunakan sebagai feed additive karena dianggap berkhasiat menambah nafsu makan, sebagai antioksidan dan meningkatkan sekresi empedu.. Penelitian dilakukan sejak tanggal 2 Agustus sampai dengan 26 September 2005, bertempat di Laboratorium Lapang C, Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan persentase suplementasi tepung temulawak yang terbaik terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan, dan mortalitas. Materi penelitian yang digunakan adalah 96 ekor (48 ekor jantan dan betina) mencit umur 21 hari yang diperoleh dari Laboratorium Lapang C, Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 dengan empat ulangan. Faktor pertama yaitu jenis pakan yang terdiri dari P1 (100% ransum DOC +0% tepung temulawak), P2 (100% ransum DOC 5% tepung temulawak), P3 (100% ransum DOC + 10% tepung temulawak), dan P4 (100% ransum DOC + 15% tepung temulawak) dan faktor kedua yaitu jenis kelamin (jantan dan betina). Peubah yang diamati yaitu pertambahan bobot badan (PBB), konsumsi ransum, konversi pakan, dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa suplementasi tepung temulawak dengan taraf 5% menghasilkan performa terbaik terhadap mencit. Mencit jantan memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan mencit betina.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137435
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D06shi.pdf
  Restricted Access
6.62 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.