Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136846
Title: Pemanfaatan tepung tapioka dan tepung sagu untuk produksi biosurfaktan oleh isolat lokal Bacillus sp. BMN14
Authors: Hartoto, Liesbetini
Adhidarma, I Gusti Yuda
Issue Date: 2002
Publisher: IPB University
Abstract: Biosurfaktan merupakan senyawa ampifatik yang memiliki sifat aktif permukaan, sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka fasa cairan yang berbeda derajat polaritas dan ikatan hidrogennya. Hal ini membuat biosurfaktan memiliki banyak kegunaan pada berbagai industri seperti pangan, kosmetik, tekstil dan penambangan minyak bumi. Dibandingkan dengan surfaktan sintetis, biosurfaktan memiliki keunggulan, yaitu mempunyai beragam struktur kimiawi, toksisitasnya lebih rendah, dapat terurai secara biologis, mempunyai keefektifan pada suhu, pH dan salinitas ekstrim, serta mudah disintesis (Desai dan Desai, 1993). Mahalnya bahan baku utama untuk media produksi menjadi salah satu kendala dalam industri biosurfaktan. Pemanfaatan sumber karbon yang lebih ekonomis seperti tepung tapioka dan tepung sagu diharapkan dapat menghasilkan biosurfaktan dengan harga yang bersaing dengan surfaktan sintetis dan meningkatkan ragam pemanfaatan serta nilai tambah produk pertanian tersebut. Tepung tapioka memiliki kandungan pati sebesar 86,9% dan tepung sagu sebesar 84,7% (Departemen Kesehatan RI, 1979) yang dapat digunakan sebagai sumber karbon pada produksi biosurfaktan oleh Bacillus sp. BMN 14. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan tepung tapioka dan tepung sagu untuk produksi biosurfaktan oleh isolat lokal Bacillus sp. BMN 14. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh jenis dan konsentrasi tepung yaitu tepung tapioka dar tepung sagu pada produksi biosurfaktan oleh isolat lokal Bacillus sp. BMN 14. Produksi biosurfaktan dilakukan dengan kultivasi terendam menggunakan labu kocok 250 ml dengan volume kerja 50 ml. Propagasi dan kultivasi menggunakan media garam mineral yang mengacu pada Sheppard dan Cooper (1991) dengan mensubstitusi glukosa oleh tepung tapioka atau tepung sagu pada konsentrasi 1%, 2% atau 3%. Pada awal dan akhir kultivasi (43 jam) dilakukan pengamatan terhadap pH, tegangan permukaan, bobot kering biomassa, total gula sisa dan biosurfaktan kasar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial Tersarang dengan dua faktor yaitu jenis pati sebagai faktor induk dengan dua taraf yaitu tepung tapioka dan tepung sagu, dan faktor konsentrasi yang tersarang pada faktor jenis pati dengan tiga taraf konsentrasi yaitu 1%, 2% dan 3% serta dilakukan dengan dua kali ulangan. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136846
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F02iga.pdf
  Restricted Access
2.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.