Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136845
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDarmawan-
dc.contributor.authorTayudi-
dc.date.accessioned2024-01-31T03:00:05Z-
dc.date.available2024-01-31T03:00:05Z-
dc.date.issued2004-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136845-
dc.description.abstractHak Pengumpulan data morfologi tanah melalui pemboran merupakan langkah penting dalam survei dan pemetaan tanah untuk menetapkan nama tanah dan penyebarannya. Pengalaman survei di Indonesia menunjukkan bahwa keragaman sifat morfologi dari pemboran yang terkait dengan pembeda seri tanah terlihat sangat tinggi. Keragaman yang tinggi tersebut bahkan dapat terjadi pada areal yang sempit antar titik pengamatan yang berdekatan. Tujuan penelitian ini adalah melihat/menentukan keragaman sifat morfologi tanah dalam hubungannya dengan pembeda seri berdasarkan hasil pemboran pada beberapa transek lereng. Penelitian dilakukan dengan melakukan deskripsi sifat-sifat tanah melalui pemboran pada beberapa transek lereng di Kampus IPB Darmaga. Bahan yang digunakan meliputi data sekunder seperti peta-peta dan laporan hasil penelitian terdahulu. Alat yang dipakai adalah peralatan pengamatan pemboran seperti bor belgi, pisau lapang, meteran, tali, soil color chart, klinometer dan kompas. Metode penelitian terdiri dari tahap-tahap persiapan, penjelajahan areal, penetapan transek dan titik-titik pemboran, pelaksanaan pemboran dan analisis data. Jumlah transek yang diambil pada penelitian ini adalah 6 transek. Analisis segmen lereng setiap transek mengacu pada diagram "Model Sembilan Permukaan Lahan" menurut Dalrymple et al (1968; dalam Alghan, 1980). Pada setiap segmen dilakukan satu atau lebih pemboran disesuaikan dengan panjang segmen tersebut, dan jarak antar setiap bor rata-rata maksimal 50 meter. Tanah-tanah pada keenam transek tersebut kemungkinan termasuk ke dalam 5 famili, yaitu: (1) Dystrudepts Typic, berliat halus, isohipertermik, (2) Hapludults Typic, berliat halus, isohipertermik, (3) Dystrudepts Typic, berpasir di atas lempung, isohipertermik, (4) Dystrudepts Lythic, berliat halus, isohipertermik, dan (5) Dystrudepts Fluventic, berliat halus, isohipertermik. Selanjutnya berdasarkan cara-cara menentukan pembeda seri dan kisaran pembeda seri menurut Soil Survey Staff (1951) disertai dengan parameter dan kriteria yang disarankan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi (1994), kemungkinan tanah-tanah tersebut dapat dipisahkan ke dalam 7 seri. Keenam transek tersebut menunjukkan keragaman sifat-sifat morfologi tanah yang tinggi, meskipun berada dalam areal yang relatif sempit. Keragaman itu disebabkan oleh beragamnya bentuk permukaan lahan masing-masing transek. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam luasan yang relatif sempit, apabila dilakukan pengamatan intensif akan ditemukan beberapa seri tanah. Pemetaan tingkat semi-detil tidak melakukan pengamatan yang intensif sebagaimana dalam penelitian ini. Oleh karena itu penggunaan seri sebagai Satuan Tanah dalam pemetaan tanah tingkat semi-detil, sebagaimana telah dilakukan dalam beberapa survei tanah tingkat nasional, adalah tidak sesuai. Sebaliknya pada pemetaan tanah detil akan banyak ditemukan individu-individu seri tanah yang masing-masing memiliki luasan yang relatif sempit.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnalisis keragaman pembeda seri tanah melalui data pemboran dari beberapa transek lereng di Kampus IPB Darmagaid
dc.titleAnalisis keragaman pembeda seri tanah melalui data pemboran dari beberapa transek lereng di Kampus IPB Darmagaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Soil Science and Land Resources

Files in This Item:
File SizeFormat 
A04tay.pdf
  Restricted Access
13.84 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.