Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136757
Title: Karakteristik bentonit asal Karangnunggal, Tasikmalaya sebagai bahan baku bleaching earth
Authors: Iskandar
Basuki, Sumawinata
Sutiani, Dini
Issue Date: 2006
Publisher: IPB University
Abstract: Bentonit merupakan salah satu bahan galian industri yang banyak digunakan dalam industri minyak sawit sebagai bleaching earth (BE), yaitu sebagai bahan pemucat minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Kemampuan bentonit dalam memucatkan CPO dapat ditingkatkan dengan aktivasi asam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bentonit asal Karangnunggal sebagai bahan baku bleaching earth. Lima contoh bentonit digunakan dalam penelitian, yaitu Cihamirung 1, 2 dan 3 serta Kebon 1 dan Panyosogan. Parameter yang dipakai untuk menilai karakteristik bentonit sebagai bahan baku BE adalah pH, angka pengembangan, Kapasitas Tukar Kation (KTK), berat jenis, kadar montmorilonit, bleach power, sifat termal dan gugus fungsional pada spektrum infra merah. Perlakuan yang diberikan terhadap bentonit untuk menjadi BE, yaitu berupa aktivasi asam menggunakan HCl 6 N selama 3 jam pada suhu 80-90°C, dengan perbandingan 1: 4 (b/v) antara bentonit dan CPO. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu nilai pH bentonit berkisar antara 5.34-8.05 pada saat sebelum aktivasi dan mengalami penurunan setelah aktivasi menjadi 2.66-3.14, disebabkan oleh penggantian posisi kation-kation Na+, K+, Mg2+ dan Ca²+ dalam ruang interlamelar oleh ion H+. Bentonit memiliki berat jenis 2.17-2.91 g/cm³ dan angka pengembangan berkisar antara 1.0-1.6 kali dengan kadar montmorilonit sekitar 68.20-98.78% untuk bentonit Cihamirung 1, 2, 3 dan Kebon 1, sedangkan bentonit Panyosogan hanya memiliki kadar montmorilonit sebesar 9.12%. Nilai KTK bentonit Cihamirung 1, 2, 3 dan Kebon 1 sebelum aktivasi adalah 37.24-62.35 me/100g dan sesudah aktivasi menjadi 16.89-22.95 me/100g. Bentonit Panyosogan memiliki nilai KTK 13.86 me/100g sebelum aktivasi dan 11.69 me/100g sesudah aktivasi. Secara keseluruhan nilai KTK mengalami penurunan sejalan proses aktivasi, karena bentonit ini telah mengalami perubahan struktur akibat larutnya sebagian ion-ion Al3+, Fe3+ dan Mg2+ dan digantikan oleh ion H+. Nilai bleach power (BP) yang diperoleh untuk Cihamirung 1, 2, 3 dan Kebon 1, yaitu 31.7-39.0% sebelum aktivasi dan 79.3- 81.7% sesudah aktivasi. Berbeda dengan bentonit Panyosogan hanya memiliki nilai BP 28.0% sebelum aktivasi dan 50.0% sesudah aktivasi, karena bentonit ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan keempat bentonit lainnya. Semakin tinggi nilai BP berarti semakin tinggi kemampuan suatu BE dalam menjernihkan warna CPO...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136757
Appears in Collections:UT - Soil Science and Land Resources

Files in This Item:
File SizeFormat 
A06dsu3.pdf
  Restricted Access
9.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.