Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136689
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri-
dc.contributor.advisorZamani, Neviaty Putri-
dc.contributor.authorAdinuha, Dinda Afifah-
dc.date.accessioned2024-01-30T06:01:30Z-
dc.date.available2024-01-30T06:01:30Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136689-
dc.description.abstractKeterbatasan kegiatan penelitian dan pembersihan pantai yang terfokus pada wilayah yang sering dikunjungi tanpa mempertimbangkan wilayah lain yang mungkin peka, menjadi perhatian utama di Kabupaten Bulukumba. Kabupaten ini, dengan 10 kecamatan di dalamnya, memiliki 7 kecamatan pesisir yang menjadi pusat aktivitas bagi sebagian besar penduduk. Wilayah ini mengalami tekanan besar terkait pencemaran sampah yang dapat terjadi akibat faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk. Potensi pariwisata bahari yang menarik banyak kunjungan wisatawan juga memberikan kontribusi terhadap masalah sampah. Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan sampah terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh fasilitas persampahan, turut berkontribusi pada permasalahan ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat validitas dan bobot parameter dalam menilai kepekaan lingkungan pesisir terhadap pencemaran sampah, menganalisis parameter yang memberikan pengaruh signifikan, serta memetakan sebaran spasial tingkat kepekaan lingkungan pesisir Kabupaten Bulukumba terhadap pencemaran sampah. Penilaian tingkat kepekaan lingkungan pesisir Kabupaten Bulukumba terhadap pencemaran sampah menggunakan indeks kepekaan lingkungan (IKL). Metode penilaian ahli/expert judgement digunakan sebagai pengembangan analisis untuk memvalidasi parameter yang digunakan dalam menilai kepekaan lingkungan. Proses pembobotan parameter dilakukan dengan metode analytical hierarchy process (AHP), suatu langkah inovatif karena penelitian sebelumnya terkait kepekaan lingkungan pesisir terhadap pencemaran sampah tidak melibatkan proses pembobotan. Pendekatan spasial diterapkan melalui sistem informasi geografis (SIG) untuk memberikan gambaran visual tingkat kepekaan lingkungan berbasis lokasi. Penelitian ini dilakukan selama periode Oktober hingga Desember 2022 di 7 kecamatan pesisir Kabupaten Bulukumba yaitu Kecamatan Gantarang, Ujung Bulu, Ujung Loe, Bonto Bahari, Bontotiro, Herlang dan Kajang. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan para ahli terkait dan observasi langsung di lokasi penelitian, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan sumber informasi dari instansi terkait di Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitian menunjukkan tingkat validitas yang tinggi pada validasi parameter, dengan nilai Aiken’s V sebesar 0,73. Pembobotan parameter yang konsisten dengan nilai consistency ratio (CR) 8,99% menghasilkan bobot tertinggi untuk parameter kecepatan arus (35,2%), diikuti oleh jarak ekosistem dari permukiman (24,4%), jarak ekosistem dari sungai (8,6%), keberadaan sampah di pesisir (8,1%), dan kecerahan perairan (4%). Kecepatan arus menonjol sebagai parameter paling signifikan dengan bobot tertinggi dan skor tertinggi (3) di seluruh daerah penelitian. Kecepatan arus yang lemah pada musim barat mengakibatkan deposisi sampah yang tidak optimal, sementara masukan sampah dari daratan, terutama pada bulan Desember saat aktivitas wisata meningkat, memperburuk pencemaran sampah. Secara spasial, tingkat kepekaan lingkungan terhadap pencemaran sampah dikategorikan dari sedang hingga tinggi, bahkan sangat tinggi di sebagian besar wilayah pesisir, terutama di pesisir bagian timur, termasuk Kecamatan Bonto Bahari, Bontotiro, Herlang, dan Kajang.id
dc.description.abstractThe limitations of research and beach cleaning activities are a major concern in Bulukumba District. These activities focus only on frequented areas, neglecting other areas that may also be sensitive to waste pollution. Bulukumba District comprises 10 sub-districts, 7 of which are coastal and centers of activity for most of the population. These areas are under great pressure from waste pollution due to factors such as economic growth and population increase. The waste problem is also contributed to by the potential of marine tourism, which attracts many tourists. Lack of coordination in waste management, particularly in areas that are difficult to reach by waste facilities, exacerbates this problem. This research aims to identify the validity and weight of parameters used to assess the sensitivity of the coastal environment to waste pollution. It also analyzes parameters that have a significant influence and maps the spatial distribution of the level of sensitivity of the coastal environment of Bulukumba Regency to waste pollution. To assess the sensitivity of Bulukumba Regency's coastal environment to waste pollution, the environmental sensitivity index (IKL) is used. The analysis development used the expert judgment method to validate the parameters used in assessing environmental sensitivity. The analytical hierarchy process (AHP) method was used to weight the parameters. This is an innovative step because previous research on the sensitivity of the coastal environment to garbage pollution did not involve the weighting process. To provide a visual representation of location-based environmental sensitivity, a spatial approach was applied through a geographic information system (GIS). The research was conducted from October to December 2022 in seven coastal sub-districts of Bulukumba Regency: Gantarang, Ujung Bulu, Ujung Loe, Bonto Bahari, Bontotiro, Herlang and Kajang. Both primary and secondary data were used. Primary data was collected by interviewing relevant experts and direct observation at the research site, while secondary data was collected by reviewing literature and obtaining information from relevant agencies in Bulukumba Regency. The parameter validation results were highly valid, with an Aiken V value of 0.73. Consistent parameter weighting, with a consistency ratio (CR) value of 8.99%, resulted in the highest weight for the current speed parameter (35.2%). The ecosystem distance from settlements (24.4%), ecosystem distance from rivers (8.6%), presence of coastal debris (8.1%), and water brightness (4%) followed in weight. In the study area, current velocity was identified as the most important parameter with the highest weight and score (3). Weak current velocities during the westerly season lead to suboptimal debris deposition. Inland debris input, particularly in December when tourist activities increase, worsens debris pollution. The level of environmental sensitivity to litter pollution is categorized as moderate to high, and even very high in most coastal areas, particularly on the eastern coast. This includes Bonto Bahari, Bontotiro, Herlang, and Kajang sub-districts.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Spasial Tingkat Kepekaan Wilayah Pesisir Terhadap Pencemaran Sampah di Kabupaten Bulukumbaid
dc.title.alternativeAnalysis of the Spatial Sensitivity of Coastal Areas to Waste Pollution in Bulukumba Regencyid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBulukumbaid
dc.subject.keywordcoastal environmental sensitivityid
dc.subject.keywordwaste pollutionid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.26 MBAdobe PDFView/Open
C5502211008_Dinda Afifah Adinuha.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.63 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran .pdf
  Restricted Access
Lampiran6.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.