Identifikasi Pengaruh Hujan dan Kebijakan Pembatasan Kendaraan terhadap Konsentrasi Karbon Monoksida (CO)

Abstract

Kualitas udara yang memburuk semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Emisi gas buang kendaraan menjadi salah satu kontributor utama polusi udara, salah satunya adalah gas Karbon Monoksida (CO). Hal ini diperparah dengan curah hujan yang rendah pada periode tersebut yang membuat proses pencucian udara oleh hujan menjadi rendah. Permasalahan tersebut, memerlukan kebijakan pengendalian kualitas udara, salah satunya adalah kebijakan pembatasan kendaraan untuk mengurangi emisi gas CO. Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh hujan dan pembatasan kendaraan terhadap konsentrasi CO dengan menggunakan analisis komparatif, klasterisasi dan asosiasi. Penelitian ini menggunakan data hasil rekaman sensor kualitas udara National Institute for Environmental Studies (NIES) yang di pasang pada Pos Polusi Udara Cibeureum, Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data curah hujan harian diperoleh dari hasil penakaran curah hujan Pos Polusi Udara Cibereum dan data Cuaca diperoleh dari hasil pengamatan cuaca sinoptik pada Stasiun Meteorologi Citeko. Rentang data yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari 1 Januari 2018 – 31 Desember 2021. Dalam rentang waktu tersebut terdapat periode saat diberlakukan kebijakan pembatasan akibat pandemi COVID19 (31 Maret 2020 – 31 Desember 2021). Periode tersebut merepresentasikan kondisi lalu-lintas kendaraan yang lebih sepi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebijakan pembatasan kendaraan dengan konsentrasi CO. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan pada konsentrasi CO sebelum dan saat kebijakan pembatasan kendaraan diterapkan. Perbandingan curah hujan bulanan dengan rata-rata konsentrasi CO bulanan juga menunjukkan korelasi negatif. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa klaster dengan curah hujan yang tinggi memiliki sebaran nilai konsentrasi CO yang berada di antara rendah dan sedang. Klaster dengan hari hujan yang lebih banyak juga umumnya memiliki sebaran nilai konsentrasi CO yang lebih rendah dibandingkan klaster dengan hari hujan yang lebih sedikit. Selain itu, sebagian besar hari pada saat kebijakan pembatasan diterapkan berada pada klaster dengan distribusi nilai konsentrasi CO terendah. Hasil pengelompokan tersebut semakin memperkuat asumsi bahwa hujan dan kebijakan pembatasan memiliki hubungan terbalik dengan konsentrasi CO. Hasil analisis asosiasi juga memvalidasi adanya hubungan hujan maupun kebijakan pembatasan dengan konsentrasi CO. Hasil analisis regresi dummy menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara hujan dan kebijakan pembatasan kendaraan terhadap konsentrasi CO dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 24,2%.