Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136485
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSuryana, Rita Nurmalina-
dc.contributor.authorSahertian, Yunnyar Christin-
dc.date.accessioned2024-01-29T04:37:29Z-
dc.date.available2024-01-29T04:37:29Z-
dc.date.issued2006-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136485-
dc.description.abstractGaya hidup sehat "back to nature" yang berkembang saat ini telah melembaga di negara Indonesia yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety atributes), kandungan nutrisi tinggi (nutrisional atrributes), dan ramah lingkungan (eco-lahelling atributtes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat pesat, dan konsumen lebih kritis terhadap pangan serta menginginkan ketersediaan dalam jumlah yang cukup dan aman bagi kesehatan. Indonesia telah mencanangkan program Go Organic 2010 oleh Departemen Pertanian untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan (ecoagribusiness) dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, dengan visi mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik terbesar di dunia pada tahun 2010. Perkembangan pangan organik di Indoensia meningkat dimana luas lahan yang ditangani (under management) secara organik sekitar 40.000 ha (0,09 persen dari total luas lahan pertanian) dan Indonesia berada pada urutan ke-37 dunia dalam pengembangan pertanian organik Di Sragen yang ditargetkan menjadi daerah sentra produksi beras organik terbesar pada tahun 2010 terus mengalami perkembangan produksi beras organik baik itu produksi serta jumlah kelompok tani. Daerah ini telah mengembangkan lahan padi organik seluas 1.973 hektare pada akhir 2004, areal ini merupakan perluasan dari 232 hektare pada 2001, saat pencanangan padi organik di Sragen. Jumlah kelompok tani dan petani organik juga melejit dari 29 kelompok dengan 639 petani saat program dimulai (2001), menjadi 247 kelompok dengan 1.721 petani pada 2004. Jumlah produksi padi organik pun ikut melonjak tajam, pada 2001 dihasilkan 1.187 ton gabah kering giling, tiga tahun kemudian sudah hampir 11 ribu ton gabah kering giling. Beras yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, terdiri dari dalam berbagai jenis, ukuran dan merek yang beragam. Para produsen dan pemasar beras organik dalam hal ini PT Amani Mastra semakin dihadapkan pada persaingan, karena semakin banyaknya jenis dan bentuk dan macam pangan organik sehingga penting unyuk mengetahui bagaimana konsumen mengambil keputusan dalam memilih dan mengkonsumsi makanan seperti beras organik. Pemahaman ini akan dapat membantu pemasar dalam memasarkan beras organik lebih efektif. Salah satu faktor yang perlu diketahui adalah memahami atribut yang dipertimbangkan dan penerimaan konsumen pada harga beras organik Amani. ..id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKonsumenid
dc.titleAnalisis sikap konsumen dan rentang harga pada keputusan pembelian beras organik amani : Kasus pada PT Amani Mastra-Bekasiid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A06ycs.pdf
  Restricted Access
23.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.