Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136223| Title: | Karakteristik pembalikan tanah dan distribusi clop pada pengolahan tanah dengan menggunakan bajak piring di lapangan |
| Authors: | Hidayat, Imam Lubis, Murryza |
| Issue Date: | 2002 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pada perkembangannya aspek mekanisasi yang diutamakan adalah kegiatan pra- panen yaitu pengolahan lahan yang merupakan dasar dan harus dilaksanakan sebelum penanaman. Secara umum tujuan pengolahan tanah yaitu untuk mempersiapkan lahan secara baik, memberantas gulma dan memperbaiki kondisi fisik tanah yang sesuai untuk penanaman. Interaksi antara alat pengolahan tanah dengan tanahnya itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sistem karena dapat menjelaskan perpindahan tanah sebagai akibat sistem alat olah tanah. Tujuan lain yang akan dicapai dari pengolahan tanah adalah untuk mencampur tanah sehingga tercapai distribusi yang seragam dari kelembaban dan clod untuk kondisi tanah yang tidak merata. Metode yang sering digunakan untuk mengevaluasi efek pengadukan ini adalah dengan memberikan material tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pembalikan tanah dan penyebaran partikel tanah (clod) pada beberapa tingkat kadar air dan kecepatan maju operasi dengan menggunakan bajak piring di lapangan. Karakteristik pembalikan tanah dianalisa dengan menggunakan kombinasi perlakuan kecepatan maju traktor yang bervariasi dan kadar air tanah yang bervariasi pula, untuk kemudian diuji dengan menggunakan uji MANOVA (Multi Variate Analysis of Variance). Secara keseluruhan perlakuan kadar air dan kecepatan traktor berpengaruh nyata terhadap jumlah kerikil. Secara umum dapat dikatakan bahwa kecepatan maju traktor yang lebih tinggi menghasilkan pembalikan tanah yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari kerikil yang berpindah lebih banyak pada kedalaman 15 - 20 cm dibandingkan pada kedalaman pengukuran 05, 5-10 dan 10 15 cm. Pada grafik histogram untuk kecepatan low 1, low 2 dam low 3, masing-masing menghasilkan persentase jumlah kerikil pada kedalaman 15-20 cm, yaitu 24.53%, 38.75% dan 53.96% Sedangkan kadar air yang tinggi yaitu kadar air 1 menghasilkan irisan tanah dengan bongkahan yang lebih besar dan cenderung tidak meremah dibandingkan dengan pada kadar air yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena tanah dengan kadar air lebih tinggi mempunyai daya menyatu (kohesi) yang lebih tinggi pula. Untuk karakteristik distribusi clod berdasarkan berat tanah dianalisa dengan uji MANOVA(Multi Variate Analysis of Variance). Untuk interaksi antara kadar air dengan kecepatan traktor tidak berpengaruh terhadap distribusi clod. Sedangkan untuk mengetahui tingkat penghancuran tanah digunakan metoda MWD (Mean Weigh Diameter). Tingkat penghancuran tanah setelah mengalami pengolahan dengan menggunakan alat pengolahan tanah dapat diukur dengan menggunakan saringan pemisah tanah. Saringan yang digunakan pada percobaan ini mempunyai ukuran 0.01 mm, 0.84 mm, 1.40 mm, 2.36 mm, 4.75 mm, 9.50 mm. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136223 |
| Appears in Collections: | UT - Agricultural and Biosystem Engineering |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F02mlu.pdf Restricted Access | 13.88 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.