Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136197
Title: Studi pengembangan usaha kecil industri tepung ikan tingkat kecamatan di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara
Other Titles: Study on Small Scale Industry Development of Fish Meal for Sub District Level in Residency of Buton, South East Sulawesi
Authors: Machfud
Nur, Muhammad Syarif
Issue Date: 2002
Publisher: IPB University
Abstract: Tepung ikan merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam pembuatan formula pakan ternak. Hal ini disebabkan karena tepung ikan memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan dengan sumber protein lainnya yang digunakan sebagai bahan pembuatan pakan ternak. Proses pemilihan bentuk usaha/kelembagaan usaha kecil industri tepung ikan ditentukan dengan metode proses hirarki analitik menggunakan data dari hasil wawancara dan kuesioner. Bentuk usaha dipengaruhi 5 faktor (sumber daya manusia, permodalan, teknologi, pemasaran, dan kebijakan pemerintah), 5 aktor (nelayan, koperasi, eksportir, pemda, dan lembaga keuangan), 5 tujuan (meningkatkan kesejahteraan nelayan, nilai tambah yang diterima nelayan memadai, kelangsungan usaha terjamin, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan merangsang pertumbuhan dan pemerataan ekonomi), dan mempunyai dua alternatif (tipe otonomi dan integrasi usaha nelayan). Faktor utama dalam menentukan bentuk kelembagaan ini adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,458, aktor utama adalah pemerintah daerah dengan bobot 0,398, tujuan utama adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan bobot 0,369 dan alternatif yang terpilih adalah tipe integrasi usaha nelayan dengan bobot 0,730. Bentuk kelembagaan usaha kecil industri tepung ikan adalah tipe integrasi usaha nelayan yang berbentuk kelompok usaha bersama (KUB) yang terdiri dari 7 (tujuh) anggota, dalam menjalankan usaha dikelola dengan menggunakan 6 (enam) orang tenaga kerja yang direkrut dari anggota keluarga nelayan yang bersangkutan atau masyarakat nelayan setempat. Lokasi pengembangan usaha kecil industri tepung ikan ditentukan dengan teknik Bayes dengan lokasi kecamatan (Kecamatan Wolio, Betoambari, Batauga, Pasarwajo dan Sampolawa) yang menjadi pilihan lokasi adalah Kecamatan Pasarwajo dengan total nilai 7,770. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kriteria- kriteria yaitu ketersediaan pelabuhan sebagai tempat pendaratan ikan, ketersediaan bahan baku, biayabahan baku, ketersediaan sarana dan prasarana transportasi, biaya pemasaran, ketersediaan tenaga kerja yang siap pakai dan sikap masyarakat terhadap bisnis komersil. Pengembangan usaha kecil industri tepung ikan berdasarkan kriteria kelayakan dengan DER sebesar 70: 30 dan suku bunga sebesar 18 persen. Pada kondisi ini harga bahan baku Rp. 900,-/kg dan harga jual tepung ikan sebesar Rp. 3.800,-/kg. Diperoleh nilai PBP sebesar 0,78, nilai IRR sebesar 109,42%, nilai NPV sebesar Rp 86.254.376- dan nilai PI (Net B/C) sebesar 3,39. Dengan kondisi demikian, maka usaha dinyatakan layak. Berdasarkan hasil analisa dari salah satu kriteria analisa finansial usaha kecil industri tepung ikan yaitu kriteria IRR harga bahan baku naik 10% dari kondisi normal mengakibatkan penurunan IRR sebesar 58,23%, sedangkan harga jual turun 10% dari kondisi normal mengakibatkan penurunan IRR sebesar 90,82%. Dengan demikian hasil analisa sensitivitas dari peningkatan harga bahan baku dan penurunan harga jual tepung ikan adalah penurunan harga jual tepung ikan paling sensitif dibandingkan dengan peningkatan harga bahan baku.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136197
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F02msn.pdf
  Restricted Access
26 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.