Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135892
Title: Profil diferensial leukosit ayam broiler yang diinfeksi Eimeria tenella setelah penambahan saponin pada pakan
Authors: Handayani, Sri Utami
Handharyani, Ekowati
Aripin, Asep Zaenal
Issue Date: 2005
Publisher: IPB University
Abstract: Koksidiosis merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan masalah dan kerugian pada peternakan ayam. Kerugian yang ditimbulkan, antara lain meliputi kematian (mortalitas) dan morbiditasnya, penurunan bobot badan, terlambatnya masa produksi, penurunan efisiensi pakan efisiensi pakan (feed efficiency) serta meningkatnya biaya pengobatan, dan upah tenaga kerja. Usaha untuk mengatasi koksidiosis antara lain dengan sanitasi dan pemberian koksidiostat. Namun dalam penggunaan koksidiostat dan dapat menimbulkan galur coccidia yang tahan obat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mencari alternatif pengobatan menggunakan zat dari tanaman yang mudah didapat dengan biaya yang murah. Zat dari tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi koksidiosis misalnya adalah saponin. Saponin merupakan salah satu feed additive yang diperkirakan potensial dalam mempengaruhi performance ayam potong karena fungsinya terhadap sistem kekebalan tubuh ayam. Leukosit (sel darah putih) merupakan yang berperan dalam sistem kekebalan, baik kekebalan humoral maupun seluler, untuk melihat sistem kekebalan ini dapat dilakukan melalui pengamatan diferensial leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan saponin 75 ppm dan penambahan 150 ppm pada pakan terhadap diferensiasi leukosit ayam broiler yang di infeksi E. tenella. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam brioler strain Cobb, yang dibagi kedalam 8 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor ayam K+( ayam diinfeksi E. tenella sebagai kontrol positif), K-(ayam tidak diinfeksi E. tenella sebagai kontrol negatif), KO+(ayam diinfeksi E. tenella dan diberi maduramicin), KO-(ayam tidak diinfeksi E.tenella dan diberi maduramicin, S75+(ayam diinfeksi E. tenella dan diberi saponin 75 ppm), S75-(ayam tidak diinfeksi E.tenella dan diberi saponin 75 ppm), S150+ (ayam diinfeksi E. tenella dan diberi saponin 150 ppm) dan S150-(ayam tidak diinfeksi E.tenella dan diberi saponin 150 ppm). Penambahan eksrtak saponin kedalam pakan diberikan sejak ayam berumur sehari (DOC). Infeksi E.tenella diberikan pada saat ayam berumur 14 hari secara per oral dengan dosis 1x10¹ ookista bersporulasi. Hasil analisis, saponin 75 ppm lebih efektif sebagai imunostimulan dibandingkan dengan saponin 150 ppm. Infeksi E. tenella dan aplikasi saponin menunjukan bahwa infeksi akan menekan jumlah heterofil di peredaran darah perifer, kemungkinan heterofil lebih banyak berperan secara lokal pada sekum. Penambahan saponin 150 ppm selama 18 hari meningkatkan jumlah monosit sementara, kemudian kembali normal. Saponin tidak mempengaruhi jumlah eosinofil di peredaran darah perifer. Penambahan maduramicin meningkatkan jumlah basofil setelah diberikan selama 25 hari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135892
Appears in Collections:UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology

Files in This Item:
File SizeFormat 
B05aza.pdf
  Restricted Access
7.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.