Konsumsi pangan rumahtangga petani lahan kritis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya : kasus di Desa Subarang Paninggahan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi rangan rumahtangga petani (yang mencakup kuantitas dan kualitas pangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan rumahtangga (yang mencakup struktur rumah- tangga, keadaan sosial ekonomi, tingkat subsistensi, dan kebiasaan makan).. Penelitian dilakukan di Desa Subarang Paninggahan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat, pada bulan Mei sampai Juli 1993. Lokasi penelitian diambil secara purposif. Pengambilan contoh di- lakukan secara acak sederhana (Singarimbun, 1989) sebanyak 57 rumahtangga. Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait. Pengolahan data dilakukan secara manual dan dengan bantuan komputer. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik. Konsumsi pangan rumahtangga dijabarkan dalam bentuk zat gizi dan dibandingkan dengan kecukupan yang dianjurkan (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1993). Kualitas konsumsi pangan dihitung dengan cara rasio Protein Energi (rasio PE) (Hardinsyah dan Martianto, 1989). Tingkat subsistensi diukur dengan membandingkan jumlah hasil usahatani yang dikonsumsi oleh rumahtangga dengan total produksi. Beras merupakan pangan pokok, oleh sebab itu rata-rata konsumsi beras cukup besar dibandingkan dengan rata-rata konsumsi bahan pangan yang lain yaitu 397,8 g per orang per hari. Ikan segar dikonsumsi 51,7 g dan sayur- sayuran hijau 25,7 g. Rata-rata konsumsi energi dan zat gizi rumahtangga belum memenuhi kecukupan yang dianjurkan (kurang dari 100%). Rata-rata tingkat konsumsi energi adalah 86,4%; protein 95,3%; lemak 77,3%; vitamin A 49,1%; vitamin C 63,8%; dan zat besi 44,5%.