Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135665
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPriyarsono, D.S-
dc.contributor.advisorJaharuddin-
dc.contributor.authorSimanungkalit, Janry Haposan Uli Panusunan-
dc.date.accessioned2024-01-23T03:55:43Z-
dc.date.available2024-01-23T03:55:43Z-
dc.date.issued1998-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135665-
dc.description.abstractPerilaku perusahaan-perusahaan di pasar merupakan obyek yang ramit untuk dianalisis. Hal ini disebabkan beragamnya tindakan atau strategi yang mungkin dilakukan masing-masing perusahaan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku perusahaan-perusahaan tersebut dapat direpresentasikan dalam suatu model permainan yang dikenal dengan "perınainan strategi". Salah satu di antaranya adalah model Hotelling. Model Hotelling adalah suatu model yang menganalisis perilaku dua perusahaan (duopolis) yang bersaing dalam menentukan lokasi penjualan dan harga produk yang memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan pada suatu pasar. Oleh karena itu, maksimisasi keuntungan perusahaan dipengaruhi oleh strategi lokasi dan harga yang akan diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Persaingan tersebut dibentuk dalam suatu model permainan yang disebut sebagai permainan non-kerjasama (noncooperative game). Untuk memperoleh harga dan lokasi kesetimbangan, maka permainan tersebut dilakukan secara sekuensial (bertahap), yaitu pada tahap pertama adalah pemilihan lokasi, dan pada tahap kedua adalah penetapan harga produk. Hotelling menyimpulkan bahwa kesetimbangan permainan (persaingan) tercapai pada keadaan harga produk yang sama, dan lokasi yang sama yaitu pada pertengahan daerah pasar. Kesimpulan ini menyatakan kecenderungan setiap perusahaan untuk mengelompok pada pertengahan daerah pasar (aglomerasi). Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis modifikasi model Hotelling yang dilakukan oleh d'Aspremont et al. (1979) terhadap fungsi biaya transportasi pada model tersebut, kesetimbangan permainan tercapai pada keadaan di mana setiap perusahaan cenderung untuk memilih lokasi terpisah secara maksimum (non-aglomerasi). Lebih lanjut Zhang (1995), berdasarkan hasil analisis d'Aspremont et al., mengemukakan bahwa apabila ditambahkan satu tahap permainan lagi, yaitu pilihan untuk melakukan kebijakan penyesuaian harga atau tidak, maka diperoleh keadaan kesetimbangan di mana masing-masing perusahaan cenderung melakukan kolusi secara diam-diam (tanpa bermufakat secara langsung) dalam penetapan harga produk dan memilih lokasi pada pertengahan daerah pasar (aglomerasi). Dari hasil pembahasan terhadap kondisi di atas diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dalam upaya mempelajari teori permainan itu sendiri maupun dalam upaya pengembangannya yang lebih relevan dengan keadaan di dalam dunia nyata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModifikasi model hotelling untuk analisis kebijakan penyesuaian hargaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Mathematics

Files in This Item:
File SizeFormat 
G98JHU.pdf
  Restricted Access
7.66 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.