Analisis Agrometeorologi Produktivitas Padi Inpari 32 dengan Variasi Sistem Tanam

Abstract

Padi varietas Inpari 32 yang ditanam dengan 3 (tiga) variasi sistem tanam menunjukkan respon agrometeorologis yang berbeda. Hal ini dibuktikan melalui percobaan lapang pada Juli 2020 – Oktober 2020 di area persawahan irigasi di Desa Pasir Kaliki, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Padi varietas Inpari 32 ditanam menggunakan 3 (tiga) sistem tanam yaitu sistem tanam Jajar Tegel (P1), Jajar Legowo (P2), dan Jejer Manten (P3). Populasi dari masing-masing sistem tanam yaitu 16 tanaman/m2 untuk P1, 21 tanaman/m2 untuk P2, dan 19 tanaman/m2 untuk P3. Kajian agrometeorologi berbasis pemodelan simulasi tanaman padi digunakan untuk menganalisis respon tanaman padi pada 3 (tiga) sistem tanam tersebut. Model yang telah dikembangkan ini terdiri atas sub model pertumbuhan, sub model perkembangan, dan sub model neraca air. Model memerlukan input karakteristik fenologi padi, sifat fisik tanah, dan data cuaca harian. Proses kalibrasi dan validasi menunjukkan bahwa luaran model dipengaruhi oleh Specific leaf area (SLA) dan Radiation use efficiency (RUE) yang nilainya bervariasi selama masa tanam. Variasi SLA dan RUE Inpari 32 yang ditanam pada 3 (tiga) sistem tanam berkorelasi dengan produktivitasnya. Pendekatan mekanistik dan empiris yang digunakan dalam pengembangan model berhasil menjelaskan pengaruh variasi sistem tanam terhadap produktivitas padi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai produktivitas padi dari model yang mendekati produktivitas padi pada plot percobaan. Output model pada perlakuan P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 5496 kg/ha, 5196 kg/ha dan 5372 kg/ha. Produktivitas aktual Inpari 32 dari petak percobaan dengan perlakuan P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 5475 kg/ha, 5050 kg/ha, dan 5350 kg/ha. Nilai akurasi model dalam menentukan produktivitas Inpari 32 pada 3 (tiga) sistem tanam berbeda adalah 98,8% dengan error 1,2%.

The Inpari 32 rice variety planted in three different planting systems showed different agrometeorological responses. This was proven through field experiments in July 2020 – October 2020 in the irrigated rice fields located in Pasir Kaliki Village, Karawang Regency, West Java. The Inpari 32 was planted using 3 (three) planting systems, namely “Jajar Tegel” (P1), “Jajar Legowo” (P2), and “Jejer Manten” (P3). The population of each planting system was 16 plants/m2 for P1, 21 plants/m2 for P2, and 19 plants/m2 for P3. An agrometeorological study based on rice crop modeling was used to analyze the response of rice in the 3 (three) planting systems. This model is consisted of growth and development, and water balance sub-models, which required input rice phenological characteristics, soil physical properties, and daily weather data. The calibration and validation process shown that the model output was influenced by Specific leaf area (SLA) and Radiation use efficiency (RUE), whose values varied during the planting period. Variations in SLA and RUE of Inpari 32 planted in 3 (three) planting systems were correlated with its productivities. The mechanistic and empirical approaches used in model development succeeded in explaining the influence of variations in planting systems on rice productivity. This was indicated by the rice productivity value from the model which was closed to the productivity of experimental plots. The model output with P1, P2 and P3 treatments were 5496 kg/ha, 5196 kg/ha and 5372 kg/ha, respectively. The actual productivity of Inpari 32 from experimental plots with P1, P2 and P3 treatments were 5475 kg/ha, 5050 kg/ha, and 5350 kg/ha, respectively. The accuracy of the model in determining the productivity of Inpari 32 in different planting system was 98,8% with an error of 1,2%.