Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135452
Title: Kualitas spermatozoa asal epididimis domba priangan dalam keadaan segar dan setelah penyimpanan pada suhu rendah(5 derajat celcius)
Authors: Achjadi, R. Kurnia
Rizal, Muhammad
Apriyanto
Issue Date: 2005
Publisher: IPB University
Abstract: Peternakan di Indonesia saat ini masih dalam taraf perkembangan yang memiliki kecendrungan meningkat. Dalam upaya untuk peningktan populasi ternak unggul, para praktisi peternakan memiliki banyak metode, mulai dari metode yang tradisional sampai metode yang memerlukan keahlian khusus. Inseminasi Buatan adalah salah satu dari sekian banyak metode yang memerlukan suatu keahlian khusus, mulai dari pemilihan ternak yang akan di IB, pemilihan pejantan yang akan diambil semennya sampai pengolahan semen yang akan dijadikan bahan utama pelaksanaan IB. Keberhasilan IB sangat bergantung pada semen atau spermatozoa yang digunakan. Metode utama yang digunakan untuk mengoleksi spermatozoa adalah metode vagina buatan, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk mengoleksi spermatozoa pada ternak yang mengalami kasus kusus. Para peneliti menggunakan metode aspirasi menggunakan spuit pada cauda epididimis sebagai jawaban untuk mengoleksi spermatozoa pada ternak unggul yang mangalami kasus kusus seperti cacat, mati mendadak, hewan yang dipotong, dan lainnya. Metode ini ternyata masih ada beberapa kendala, di antaranya yaitu jaringan testis atau epididimis yang dikoleksi mengalami kerusakan, dan spermatozoa yang diaspirasi sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kualitas spermatozoa segar asal epididimis domba di tiap-tiap bagian (caput, corpus dan cauda epididimis), serta spermatozoa asal epididimis yang telah diencerkan dengan larutan tris kuning telur dan disimpan pada suhu 5 °C. Spermatozoa dikoleksi dengan metode penyayatan langsung pada bagian-bagian epididimis. Penelitian ini menggunakan 3 pasang epididimis sebagai sumber spermatozoa. Spermatozoa segar yang diperoleh dievaluasi secara mikroskopis (meliputi persentase motilitas, persentase hidup, persentase abnormalitas, persentase membran plasma utuh (MPU), persentase butiran sitoplasma, dan konsentrasi). Spermatozoa hasil pengenceran disimpan pada suhu rendah (5 °C) dan dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis (meliputi persentase motilitas, persentase hidup, dan persentase membran plasma utuh (MPU)) setiap hari berturut-turut selama 4 hari penyimpanan. Dari hasil pemeriksaan spermatozoa tersebut, disimpulkan bahwa kualitas spermatozoa asal cauda epididimis lebih baik daripada spermatozoa asal caput dan corpus epididimis, spermatozoa asal caput dan corpus epididimis tidak layak digunakan untuk proses inseminasi buatan karena memiliki persentase motilitas di bawah 40%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135452
Appears in Collections:UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology

Files in This Item:
File SizeFormat 
B05apr1.pdf
  Restricted Access
5.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.