Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135436Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Assik, Abu Naim | - |
| dc.contributor.advisor | Suptijah, Pipih | - |
| dc.contributor.author | Safaruddin, Abdul Aziz | - |
| dc.date.accessioned | 2024-01-22T03:40:52Z | - |
| dc.date.available | 2024-01-22T03:40:52Z | - |
| dc.date.issued | 2005 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135436 | - |
| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas nisin yang dihasilkan oleh bakteri Lactococcus lactis subsp. lactis terhadap spora bakteri Bacillus stearothermophilus. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap kultivasi bakteri penghasil nisin dan tahap produksi nisin. Analisis yang dilakukan pada produksi nisin yaitu meliputi imobilisasi bakteri penghasil nisin, fermentasi dan uji aktivitas antibakteri terhadap spora bakteri Bacillus stearothermophilus. Pada penelitian tahap pertama didapatkan kurva pertumbuhan bakteri Lactococcus lactis subsp. lactis. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui waktu fase eksponensial dimulai. Hasil pengukuran menunjukan waktu eksponensial terjadi pada jam ke 10-17. Dengan didapatkannya fase dimulainya produksi nisin, maka waktu kultivasi Lactococcus lactis subsp. lactis menjadi lebih singkat. Pada penelitian tahap kedua dilakukan imobilisasi bakteri Lactococcus lactis subsp. lactis. Tahap imobilisasi sel menggunakan metode penjeratan dengan matriks alginat yang dimodifikasi dengan metode ikatan pembawa dengan menggunakan matriks khitin. Hasil penelitian menunjukan jumlah sel bakteri yang terikat selama proses imobilisasi sebesar 1,9 x 10 koloni/unit. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan jumlah sel sebelum imobilisasi yaitu sebesar 2,1 x 10 koloni/unit, dan jumlah sel yang masih terikat pada matriks selama proses fermentasi mengalami penurunan, yaitu menjadi 1,6 x 10 koloni/unit. Selaina proses fermentasi dilakukan analisis terhadap pH, total asam tertitrasi dan asam amino. Penurunan pH terjadi selama proses fermentasi berlangsung sampai beberapa jam sebelum proses fermentasi selesai. Proses! fermentasi berlangsung selama 24 jam. Pada pengukuran total asam tertitrasi, nilai total asam media kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan media ekstrak limbah udang yaitu berturut-turut 89% dan 86%. Nilai asam amino udang juga mengalami penurunan setelah proses fermentasi. Aktivitas nisin yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan nisin komersial merk nisaplin. Penggunaan limbah udang sebagai media pertumbuhan Lactococcus lactis subsp. lactis untuk produksi nisin bisa menggantikan penggunaan media kompleks seperti ekstrak khamir meskipun aktivitas nisin yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan media kompleks. Aktivitas nisin yang dihasilkan oleh nisaplin, media kontrol dan media ekstrak limbah udang berturut- turut sebesar 8,18 x 103 IU/ml, 4,10 x 103 IU/ml dan 1,02 x 103 IU/ml. Adapun persentase perbandingan aktivitas antara media kontrol terhadap nisin standar adalah 50% dan media percobaan terhadap nisin standar adalah 12,5%. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Bakteri bacillus stearothermophilus | id |
| dc.title | Kajian aktivitas antibakteri nisin dari lactococcus lactis subsp. lactis terhadap spora bakteri bacillus stearothermophilus | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| Appears in Collections: | UT - Aquaculture | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C05aas1.pdf Restricted Access | 11.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.