Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135267
Title: Optimasi Tradisional Hospitality Jawa
Authors: Avenzora, Ricky
Rachmawati, Eva
Elly, Malihah
Dewanto, Hanantyoko
Issue Date: 19-Jan-2024
Publisher: IPB University
Abstract: Hospitality merupakan salah satu elemen kunci dari ekowisata. Ekowisata merupakan sebuah terminologi yang dipakai saat ini untuk menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang dibangun dan dikembangkan sudah memenuhi unsur kelestarian dan keberlanjutan pada seluruh sumberdaya wisatanya. Wisatawan sebagai pengunjung atau tamu memiliki keinginan alami sebagai manusia untuk dapat diterima dengan hangat di sebuah destinasi wisata. Tantangan yang dihadapi sebuah destinasi wisata sebagai tuan rumah (host) adalah bagaimana memberikan pengalaman yang dapat meyakinkan kepada pengunjung atau tamu (guest) dan mereka percaya bahwa mereka diterima dan benar-benar diperlakukan sebagai tamu. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengemas semua sektor yang menggerakan ekowisata ini dengan semangat hospitality. Hospitality diyakini dapat memberikan pengalaman berkualitas tinggi dan tidak terlupakan bagi wisatawan karena didalam hospitality terdapat keunikan khas yang dipengaruhi oleh budaya dan sistem sosial yang berlaku pada masing-masing daerah. Sebagai suku terbesar di Indonesia, suku Jawa memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan identitas nasional. Warisan budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh suku Jawa memberikan sumbangan penting terhadap kekayaan budaya Indonesia secara keseluruhan. Suku Jawa terkenal dengan keramahannya yang hangat terhadap orang lain. Keunikan keramahan ini merupakan salah satu ciri khas yang menjadi bagian integral dari budaya Jawa. Budaya Jawa mengajarkan pentingnya menghargai dan merawat hubungan antarmanusia, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, maupun masyarakat luas. Keramah-tamahan diberbagai ruang interaksi yang khas suku Jawa ini yang disebut sebagai tradisional hospitality Jawa. Tujuan pokok dalam penelitian ini adalah untuk merancang model tradisonal hospitality Jawa yang optimal dengan beberapa analisis yaitu, menganalisis nilainilai tradisional hospitality Jawa, menganalisis praktik keseharian masyarakat tradisional hospitality Jawa, dan merumuskan optimasi model tradisional hospitality Jawa. Penelitian ini menggunakan dua fase penelitian yaitu, fase pertama yaitu melakukan desk research dan wawancara dengan informal informan secara kualitatif untuk membangun kuesioner pertanyaan tertutup. Fase kedua adalah penelitan secara kuantitatif menggunakan pertanyaan tertutup yang telah disusun pada fase pertama dengan teknik pengukuran one score, one indicator scoring system pada rentang skor 1 sampai 7. Lima pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu informan, masyarakat, pemerintah daerah, LSM, dan pelaku usaha yang berada pada daerah pusat budaya Jawa yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Surakarta. Hasil desk research dan wawancara informal dengan informan Keraton Yogyakarta dan Keraton Pura Mangkunegaran, ditemukan pola bahasa, perilaku, dan value dalam interaksi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Pola bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa yaitu menggunakan tingkatan bahasa sesuai dengan kedudukan antara penutur dan mitra tutur. Tingkatan bahasa Jawa yang digunakan yaitu bahasa inggil, madya, dan ngoko disesuaikan dengan mitra tutur apakah kedudukannya lebih tinggi, setara, atau lebih rendah. Kedudukan ini biasanya dikaitkan dengan kekuasaan, pangkat, usia, derajat, status, harta, dan status pinisepuh penutur dan mitra tutur. Perilaku tradisional hospitality Jawa didasarkan dari istilah gupuh, aruh, rengkuh, lunggu, dan suguh, dalam berinteraksi dengan tamu, sedangkan value interaksi dalam masyarakat Jawa yaitu tepa salira, andhap asor, dan ngajeni. Hasil temuan ini merupakan aspek yang menjadi dasar dalam model tradisional hospitality Jawa. Hasil penelitian ini berhasil menemukan rangkaian sembilan aspek tradisional hospitality Jawa termasuk sub aspek dalan jamuan yang dijelaskan oleh 72 kriteria pengukuran mulai dari pola bahasa, perilaku, dan value. Sembilan aspek tradisional hospitality Jawa tersebut adalah penggunaan bahasa, ketanggapan (gupuh), sambutan hangat (aruh), menerima kehadiran (rengkuh), duduk (lungguh), jamuan (suguh), tenggang rasa (tepa salira), kerendahan hati (andhap asor), dan rasa hormat (ngajeni). Dari value dan perilaku, sebanyak 65 kriteria berhasil terkonfirmasi masuk kedalam tradisional hospitality Jawa dalam penelitian ini. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat kesenjangan yang terjadi antara nilai rujukan yang diberikan oleh informan dan nilai faktual praktik tradisional hospitality Jawa baik pada masyarakat Jawa maupun pelaku usaha. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi seluruh stakeholder untuk mengembalikan kembali nilai-nilai dan perilaku dalam tradisional hospitality Jawa paling tidak dengan memberikan literasi agar nilai-nilai dan praktik tradisional hospitality Jawa ini tidak hilang. Salah satu cara untuk dapat menjaga praktik tradisional hospitality Jawa adalah dengan menanamkan nilai-nilai tenggang rasa (tepa salira), kerendahan hati (andhap asor), dan rasa hormat (ngajeni) yang memiliki daya ungkit dalam perlindungan praktik perilaku tradisional hospitality Jawa.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135267
Appears in Collections:DT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
DISERTASI WATERMARK_HANANTYOKO DEWANTO (E361170051).pdf
  Restricted Access
Fulltext24.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.