Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134928
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAchmadi, Suminar S.-
dc.contributor.advisorSudaryanto-
dc.contributor.authorRobani, Muhammad Nazri-
dc.date.accessioned2024-01-17T00:33:16Z-
dc.date.available2024-01-17T00:33:16Z-
dc.date.issued2004-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134928-
dc.description.abstractPenggunaan mikrosfer radioaktif merupakan metode alternatif untuk mengobati kanker hati. Teknologi ini sudah mulai diaplikasikan dengan bahan dasar mikrosfer terbuat dari kaca atau keramik, namun keduanya tidak dapat terdegradasi dalam tubuh. Karena itulah diperlukan alternatif bahan lain yang dapat terdegradasi dalam tubuh, salah satunya ialah dengan memanfaatkan polimer biodegradabel, seperti polilaktat (PLA). PLA mempunyai sifat biodegradabel dan biokompatibel sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mikrosfer. Akan tetapi belum banyak pihak terutama di Indonesia yang mempelajari proses biodegradasi dan perubahan yang terjadi selama mikrosfer PLA terdegradasi sehingga penelitian tentang pengaruh biodegradasi terhadap perubahan struktur dan morfologi mikrosfer PLA akan sangat bermanfaat. Mikrosfer PLA dibuat dengan mengemulsikan 10 ml larutan PLA 10% dalam kloroform dan 10 ml larutan polivinil alkohol (PVA) 5% dalam air menggunakan motor pengaduk berkecepatan 1000 rpm, kemudian mendispersikannya dalam 500 ml akuades. Proses biodegradasi dilakukan secara in vitro pada pH 7.4 dan suhu 37°C. Proses degradasi mikrosfer PLA diamati melalui gejala kerusakan pada permukaan mikrosfer, penurunan entalpi pelelehan, penurunan bobot molekul, berturut-turut menggunakan scanning electron microscope, differential scanning calorimetry, dan gel permeation chromatography. Proses degradasi mikrosfer PLA tampak nyata setelah inkubasi selama 4 minggu. Jadi, PLA memenuhi syarat sebagai bahan baku pembuatan mikrosfer untuk digunakan sebagai pengungkung. Waktu 1 bulan itu cukup untuk proses terapi menggunakan mikrosfer radiofarmaka. Proses degradasi PLA berjalan lambat, hal itu disebabkan karena PLA yang digunakan bersifat kristalin dan adanya gejala munculnya sejumlah mikrosfer baru dari mikrosfer besar yang telah terdegradasiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMikrosfer polilaktatid
dc.titleBiodegradasi struktur dan morfologi mikrosfer polilaktatid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Chemistry

Files in This Item:
File SizeFormat 
G04mnr.pdf
  Restricted Access
3.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.