Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134907
Title: Pengaruh 2,4 D, BAP dan kinetin untuk induksi kalus dan tunas mentha arvensis Var. tempaku
Authors: Harran, Said
Hadipoentyanti, Endang
Kurniawati, Melly
Issue Date: 2004
Publisher: IPB University
Abstract: Mentha arvensis atau daun poko merupakan salah satu herba tahunan yang menghasilkan minyak cormin dengan kandungan menthol sekitar 65-90%. Produk menthol banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan parfum, pengharum makanan, minuman, pasta gigi, dan lain-lain. Perbanyakan secara in vitro merupakan salah satu metode alternatif yang diharapkan dapat menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak, waktu yang singkat, dan tidak memerlukan areal lahan yang luas. Penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa kinetin, 2,4 D dan Benzil Amino Purin (BAP), serta kombinasinya dapat memacu induksi dan proliferasi tunas dan kalus mentha. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis ZPT yang terbaik melalui penggunaan sitokinin (BAP dan Kinetin) dan auksin (2,4D) serta kombinasinya yang mampu memacu induksi dan proliferasi tunas, planlet, dan kalus Mentha arvensis varietas tempaku secara in vitro. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan planlet dan kalus dari berbagai jenis ZPT dan kombinasi ZPT terbaik. Pada tahap induksi tunas dan kalus, eksplan berupa batang satu buku diinduksikan pada empat kelompok media yang berbeda yaitu MS +2,4 D dengan konsentrasi 1,3,5,dan 7 mg/l, media BAP 0,1, 0,3, 0,5, 0,7 mg/l, serta media kombinasi dua ZPT yaitu BAP (0,1,0,3,0,5,0,7 mg/l) + 2,4 D (1,3,5,7 mg/l) dan 2,4 D (1,3,5,7 mg/l) + Kinetin (1 mg/l). Untuk induksi tunas potongan esplan diletakan berdiri sedangkan untuk induksi kalus diletakan merebah di atas permukaan media. Tunas dan planlet terbanyak dihasilkan pada media dengan ZPT berupa BAP konsentrasi 0,5 mg/l (2,22) dan 0,7 mg/l (1,89). Tunas dan planlet pada BAP 0,7 mg/l terlihat lebih pendek dengan batang yang lebih gemuk dan warna batang dan daun yang lebih hijau dibandingkan dengan tunas dan planlet pada BAP 0,5 mg/l. Pada media kombinasi BAP + 2,4 D, pada semua konsentrasi perlakuan tidak menghasilkan tunas sama sekali namun menghasilkan kalus. Kalus terbesar diperoleh pada kelompok kombinasi BAP 3 mg/l + 2,4 D 3 mg/l (1,55) dan 2,4 D1 mg/l + Kinetin 1 mg/l (1,62). Pada 2,4 D1 mg/l + kinetin 1 mg/l kalus bersifat embriogenik, perubahan warnanya cepat dan cenderung berwarna coklat kehitaman tetapi memiliki kemampuan hidup lebih lama dibandingkan kalus pada perlakuan BAP 0,3 mg/l 2,4 D 3 mg/. Selain ZPT, pertumbuhan kalus Mentha sangat dipengaruhi oleh suhu yang rendah (18° 20°C) dan kondisi gelap. Keadaan tersebut mampu menghambat aktivitas enzim polifenol oksidase yang menyebabkan pencoklatan (browning) karena kalus Mentha rentan terhadap browning.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134907
Appears in Collections:UT - Biology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G04mku.pdf
  Restricted Access
6.76 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.