Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134720| Title: | Analisis pelaksanaan kemitraan antara koperasi agribisnis mitra tani dengan petani sayuran di daerah cipanas dan sekitarnya |
| Authors: | Hendrakusumaatmaja, Sutara Ros P, Nurtadilah |
| Issue Date: | 2004 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang juga diterjemahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000, telah menyebabkan perubahan yang mendasar dalam pembangunan nasional yakni dari sentralis-top down, dan lebih mengandalkan industri-industri yang berbasis impor menjadi desentralis-bottom up dan mengandalkan industri-industri yang berbasis sumberdaya lokal (local resources based). Hal ini berarti bahwa pembangunan ekonomi nasional akan terjadi pada setiap daerah, dan perekonomian daerahlah yang kelak menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia Baru (Saragih, 2001). Hal yang terpenting dari pembangunan ekonomi daerah adalah bagaimana mendayagunakan potensi sumberdaya di setiap daerah agar dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat di daerah. Hingga saat ini, sumberdaya yang dimiliki/dikuasai sebagian besar rakyat (daerah) adalah sumberdaya alam (lahan, perairan, keragaman hayati), dan sumberdaya manusia (tenaga, skill dan waktu), dimana sebagian besar (75 persen) dari total tenaga kerja berada pada sektor agribisnis. Oleh karena itu, untuk membangun ekonomi rakyat (daerah) adalah melalui pembangunan agribisnis, yang berbasis pada sumberdaya lokal (Tampubolon, 2002). Agribisnis merupakan konsepsi kesisteman yang utuh, terintegrasi, bersifat mega-sektor dan melibatkan banyak pelaku usaha. Karena banyaknya pelaku usaha yang membangun sistem agribisnis, maka pelaksanaan sistem agribisnis seringkali mengalami masalah yang disebabkan oleh mekanisme kerja masing-masing subsistem berjalan sendiri-sendiri. Sedangkan pelaku-pelaku usaha yang selama ini ada di dalam sistem agribisnis mempunyai beberapa kelemahan yang sering menjadi kendala dalam upaya pengembangannya. Permasalahan yang begitu kompleks tersebut mustahil dapat diselesaikan oleh masing-masing pelaku sistem agribisnis jika mereka berjalan sendiri-sendiri. Untuk mengatasai hal tersebut, diperlukan mekanisme kerja yang kompak dan saling mengisi diantara kegiatan yang ada pada sub sistem agribisnis tersebut, dimana para pelaku usaha bekerja sama atas dasar pertimbangan yang rasional serta adanya kebutuhan ekonomis. Oleh karena itu salah strategi yang dikembangkan untuk menciptakan integrasi subsistem-subsistem agribisnis ialah melalui strategi kemitraan. ... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134720 |
| Appears in Collections: | UT - Agronomy and Horticulture |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| A04nrp.pdf Restricted Access | 21.58 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.