Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134719
Title: Evaluasi potensi jagung varietas lokal sebagai jagung semi Baby corn
Authors: Kusumo, Yudiwanti W E
Budiarti, Sri Gajatri
Fadhil, Muhammad
Issue Date: 2004
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi beberapa varietas jagung lokal yang berpotensi sebagai jagung semi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2004 sampai Juli 2004, di Kebun percobaan IPB Leuwi Kopo, Darmaga, dengan ketinggian tempat 250 m di atas permukaan laut dan jenis tanah latoso!. Bahan kegenetikaan yang digunakan berasal dari koleksi BB Biogen yaitu terdiri dari 10 varietas lokal yang diarahkan untuk pembentukan jagung semi, yaitu Penjalinan (849). Sili Sujen (2049), Ketip kuning (2117), Bima (2119), Lokal Oesao (3033), Ketan Bali (3056). Lokal Sepapan (3126), Lokal Srimanganti (3201), Reket (3211), Genjah Kodok (3316), dan dua varietas pembanding, yaitu Nakula (2609) dan Sadewa (2610). Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yang terdiri atas 12 varietas dan diulang tiga kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan terdiri atas dua baris tanaman masing-masing sepanjang 5 m. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 20 cm. Hasil sidik ragam menunjukkan hampir semua karakter tidak berbeda nyata antar genotipe, kecuali karakter jumlah daun di atas tongkol dan umur berbunga. Varietas Penjalinan, Sili Sujen dan G. Kodok mempunyai jumlah daun lebih sedikit dari Sadewa (5.4) yaitu berturut-turut 4.7, 4.7 dan 4.4. Umur berbunga (jantan) dari sebagian besar varietas tidak berbeda dengan Sadewa (50.6 HST), kecuali Penjalinan (41.6 HST) dan Sili Sujen (43.0 HST) yang nyata lebih cepat berbunga. Walaupun umur panen antar genotipe tidak berbeda nyata, namun sebagian besar varietas memiliki umur panen yang lebih genjah dibanding Sadewa (62.7 HST). Varietas yang memiliki umur panen tergenjah adalah Sili Sujen (51.2 HST) sedangkan yang umur panennya dalam adalah Bima (63.4 HST). Untuk karakter jumlah tongkol layak pasar, varietas yang menghasilkan jumlah tongkol layak pasar terbanyak adalah Sili Sujen. Untuk pengkelasan tongkol jagung semi, semua varietas memiliki persentase kelas A yang lebih banyak dibandingkan kelas B, C dan D. Varietas yang memiliki persentase kelas A lebih banyak dibanding Sadewa adalah Sili Sujen, sedangkan Bima memiliki kelas A terendah. Untuk tongkol kelas B dan C, tidak ada varietas yang persentasenya lebih tinggi dibanding Sadewa. Varietas Penjalinan menghasilkan persentase tongkol kelas D lebih tinggi dibanding Sadewa, tetapi persentase tongkol afkirnya lebih rendah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134719
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A04mfa.pdf
  Restricted Access
9.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.