Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134367
Title: Tingkat pencemaran udara di sekitar Kebun Raya Bogor dalam hubungannya dengan sektor transportasi dan pola curah hujan
Authors: Impron
Budianto, Bregas
Haris, Lukman
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Sumber utarna pencemaran udara di sekitar Kebun Raya Bogor (KRB) berasal dari sektor tranportasi. Kendaraan bermotor yang mengelilingi kebun melepaskan cemaran udara (CU) yang mencemari udara di sekitamya. Dalarn penelitian ini dipelajari konsentrasi udara arnbien dengan cara mengukur langsung di lapang dan menduga dengan metode Gaussian untuk sumber garis berdasarkan pencacahan kendaraan bermotor yang mengelilingi kebun clan, selanjutnya membandingkan dengan baku mutu udara arnbien yang disusun berdasarkan KepMen No. KEP-02/MENKLH/1/1988 dan National Ambient Air Quality Standar yang disusun oleh Environmental Protection Agency (EPA) AS. Pencacahan kendaraan bermotor yang mengelilingi kebun dilakukan di empat lokasi pengarnatan yaitu di Karnpus !PB Baranangsiang (K­IPB), Regina Pacis (RP), Musium Zoologi (MZ) serta Kantor Pos (KP). Kepadatan lalu lintas di K-IPB lebih tinggi di banding RP, MZ serta KP. Kepadatan lalu lintas meningkat pada pukul 07.00-12.00. Peningkatanjuga terjadi waktu hari libur pada pukul 15.00-17.00. Pengukuran di lapang dilakukan di luar kebun (K-IPB dan MZ) dan di dalam kebun (Sarnping Bogor Plaza dan K-IPB) pada jarak 30 meter dari pagar kebun. CU yang diukur terdiri dari: NOx, SOx, H2S, NH3 dan debu. CU di 3 lokasi pengarnatan masih di bawah arnbang batas sedangkan CU jenis SOx di Musium Zoologi telah melebihi arnbang batas yang diijinkan. Pendugaan kualitas udara arnbien menunjukkan bal,wa CO, SO2, dan debn masih berada di bawah ambang batas yang diijinkan, sedang HC dan NOx sudah melebihi ambang batas. Analisis curah hujan didasarkan data tahun 1971-1997 yang bertujuan untuk mengetahui keman1puan lingkungan dalam meredarn CU. Analisis curah hujan yang digunakan meliputi: analisis regresi untnk mengetahui trend curali hujan, koefisien keragarnan, simpangan deviasi, rata-rata serta menyusun model kejadian hujan berdasarkan model rantai markov tingkat satu. Analisis regresi menunjukkan bahwa trend curah hujan cenderung menurun Fluktuasi curah hujan pada bulan Juli selarna periode 1971-1997 memiliki nilai koefisien keragaman tertinggi sebesar 75% sedangkan hari hujan sebesar 57%. Basil analisis rata-rata dan model kejadian hujan menunjnkkan baliwa setiap bulan di KRB selalu terjadi hujan. Cural1 hujan terendah terjadi pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Pada bulan tersebut, hujan yang membersihkan CU jarang terjadi dan diduga keberadaan CU di udara akan lebih Jama. Apabila kepadatan lalu lintas tinggi, mengakibatkan jumlah CU meningkat dan mungkin konsentrasinya sudah melebihi ambang batas yang diijinkan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134367
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G99LHA.pdf
  Restricted Access
11.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.