Efisiensi pakan dan reproduksi induk jangkrik cendawang (Gryllus testaceus) dengan konsentrat dan daun singkong (Manihot esculenta) atau daun pepaya (Carica papaya)

Abstract

Pengetahuan akan pola reproduksi jangkrik Cendawang merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya. Jangkrik membutuhkan pakan yang baik terutama selama memproduksi telur. Pakan yang umumnya dikonsumsi oleh jangkrik adalah berupa konsentrat dan hijauan. Hijauan dapat berupa daun singkong atau pepaya. Beberapa penelitian sebelumnya yaitu pada jangkrik Kalung (Panut, 2003), Cliring (Maharani, 2004) dan Jerman (Anggaraswatie, 2004) digunakan konsentrat dengan daun singkong (Manihot esculenta) dan daun pepaya (Carica papaya), sehingga hijauan yang sama juga digunakan dalam penelitian ini agar dapat dibandingkan. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yaitu dari bulan Nopember 2004 sampai dengan bulan Maret 2005, di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan adalah 120 ekor jangkrik Cendawang (Gryllus testaceus) yang sudah dewasa kelamin (berumur 80 hari), terdiri dari 20 ekor jantan dan 100 ekor betina. Pakan yang diberikan berupa konsentrat dan hijauan (daun singkong dan daun pepaya). Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh pemberian konsentrat dan daun singkong atau daun pepaya terhadap efisiensi pakan dan reproduksi induk jangkrik Cendawang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua taraf perlakuan pakan yaitu konsentrat dengan daun singkong atau pepaya. Setiap perlakuan mendapat 10 kali ulangan dan setiap ulangan terdiri dari satu jantan dan lima ekor betina sebagai satuan unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kombinasi pakan tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diukur. Induk jangkrik Cendawang yang diberi pakan konsentrat dengan daun singkong atau daun pepaya menghasilkan rataan konsumsi pakan total 0,46 g/ekor/hari, konversi pakan 0,04 g/butir telur, total produksi telur 464,78 butir/ekor, produksi telur 17,87 butir/ekor/hari, lama penetasan 15,14 hari, daya tetas 80,48%, mortalitas induk 2,97%/hari dan mortalitas anak 3,71% dari umur 1-10 hari.