Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134068
Title: Analisis proses reduksi dan erapan kron heksanavalen pada tanah andosol, latosol, dan gambut menggunakan spektrotometri
Authors: Rohaeti, Eti
Darusman, Latifah
Hendarsyah, Ugih
Issue Date: 2004
Publisher: IPB University
Abstract: Krom merupakan salah satu dari 129 logam berat yang berpotensi mencemari tanah. Krom pada dasarnya memiliki sifat yang sangat stabil, tetapi di alam tidak selamanya ditemukan dalam keadaan murni. Krom yang paling banyak ditemukan ialah dalam keadaan oksidasi heksavalen dan trivalen. Krom heksavalen lebih beracun dibandingkan dengan krom trivalen di dalam tanah, karena krom heksavalen ini sangat mudah bergerak di dalam air tanah, sedangkan krom trivalen tidak. Penelitian mencakup penetapan krom heksavalen dan krom total yang tererap pada tanah andosol, latosol, dan gambut serta penetapan persen perolehan kembali krom total. Analisis bertujuan mengetahui pengaruh kondisi tanah (pH, potensial redoks, dan kadar C organik) terhadap proses redoks dan erapan krom heksavalen serta krom total pada ketiga tanah tersebut. Kemampuan erapan tanah terhadap krom didasarkan pada persen jumlah krom yang tererap oleh tanah dan persen perolehan kembali krom total. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah gambut memiliki kemampuan erapan yang paling tinggi dibandingkan dengan tanah andosol dan latosol. Jumlah krom yang tererap oleh tanah gambut mencapai 100% untuk setiap konsentrasi standar yang digunakan, kecuali pada konsentrasi 5,00 mM, yaitu sebesar 97,74% untuk krom heksavalen dan 95,77% untuk krom total. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kadar bahan organik yang terkandung di dalam tanah dapat mempengaruhi kemampuan erapan dan proses redoks krom heksavalen pada tanah. Hasil analisis penetapan kandungan krom total awal, ketiga jenis tanah yang digunakan telah mengandung krom. Kandungan krom total awal pada tanah gambut sebesar 0,0689 mM atau sekitar 3,4450 ppm, tanah andosol sebesar 0,0330 mM atau sekitar 1,6500 ppm, dan tanah latosol sebesar 0,0125 mM atau sekitar 1,6250 ppm. Nilai ini masih di bawah ambang batas yang dianjurkan, yaitu sebesar 10 ppm untuk tanah industri dan 5 ppm untuk tanah pertanian.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134068
Appears in Collections:UT - Chemistry

Files in This Item:
File SizeFormat 
G04uhe.pdf
  Restricted Access
4.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.