Pemanfaatan abu hasil pembakaran limbah minyak bumi (Oil sludge) sebagai bahan pupuk

Abstract

Limbah merupakan bahan buangan dari proses produksi maupun aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan. Penanganan limbah harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak merugikan yang lebih besar dan jika memungkinkan justru dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Salah satu limbah yang saat ini belum ditangani dengan baik adalah limbah minyak bumi (oil sludge). Limbah tersebut berasal dari hasil proses pengolahan minyak bumi sehingga oil sludge banyak dijumpai di kilang-kilang pengolahan minyak seperti Cilacap. Balongan, Bontang. Cepu, dll. Oil sludge merupakan limbah berbahaya karena umumnya mengandung kadar minyak yang masih cukup tinggi. Dari hasil analisis oil sludge yang diambil dari kilang minyak Cilacap diperoleh bahwa kadar minyak antara 30,45 - 55,77% dan abu hasil pembakaran mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji pemanfaatan abu hasil pembakaran oil sludge sebagai bahan pupuk. Abu hasil pembakaran dicampurkan ke dalam tanah untuk penanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir). Pertumbuhan dan produksi kangkung darat digunakan untuk mengevaluasi kualitas abu hasil pembakaran oil sludge. Sebagai perbandingan digunakan abu sekam padi dan pupuk kimia setara dengan unsur hara yang dikandung dalam abu oil sludge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu hasil pembakaran oil sludge dapat digunakan untuk bahan pupuk. Dosis abu oil sludge 120 g/pot atau setara dengan 80 ton/lia memberikan hasil yang sama dengan pemberian pupuk Urea, SP-36 dan KCI dosis masing-masing 0.2 g/pot setara dengan 133 kg/ha.