Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133753
Title: Hubungan profil arsitektur pohon dengan beberapa parameter konservasi tanah dan air dalam sistem agroforestry kebun campur di daerah Cibungbulang. Bogor
Authors: Setiadi, Dede
Qayyin, Ibnul

Kusumah, Enung Yusi Suswanti
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Agroforestry merupakan bentuk penggunaan lahan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan secara keseluruhan yang merupakan kegiatan campuran antara kegiatan kehutanan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang dikelola baik secara bersama-sama atau secara bergilir dengan menggunakan manajemen prasktis yang disesuaikan dengan pola budaya masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara model profil arsitektur berbagai jenis pohon dengan beberapa parameter konservasi tanah dan air dan untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan konservasi tanah dan air. Metode yang digunakan yaitu metode regresi linier sederhana, metode analisis komponen utama yang terdiri dari analisis biplot dan analisis diskriminan, metode kuadrat, dan metode garis menyinggung. Lokasi penelitian di Daerah Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sistem agroforestry kebun campur di Daerah Cibungbulang mempunyai keanekaragaman jenis pohon yang tinggi dengan berbagai profil arsitektur yang berbeda. Dari hasil analisis vegetasi diperoleh 13 jenis pohon dengan profil arsitektur yang berbeda. Jenis-jenis pohon didominasi oleh puspa (Schima wallichii) dengan profil arsitektur model Mangenot, karet (Hevea brasiliensis) profil arsitektur model Rauh, dan cengkeh (Syzygium aromaticum) profil arsitektur model Massart. Tumbuhan bawah tercatat 36 jenis. Jenis-jenis dominan antara lain jukut aawian (Panicum ambigum), jukut pait (Axonopus compressus), dan kiasahan (Tetracera scandens). Model profil arsitektur yang berbeda-beda dari setiap jenis pohon dapat berpengaruh terhadap besarnya aliran batang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu tali (Gigantocloa apus) memiliki nilai aliran batang yang paling tinggi (38,29) It/cm². Besarnya aliran batang pada polion tersebut dipengaruhi oleh model profil arsitektur pohon tersebut yaitu model Mc clure merupakan pohon dengan pertumbuhan batang secara basal, pohon bercabang kecil sekali dibandingkan batang, dan mempunyai batang yang licin. Pohon lame (Alstonia scholaris) memiliki aliran batang terkecil (7,59 lt/cm²) dengan profil arsitektur model Schoute yaitu pohon dengan pembentukan cabang secara distal, pembungaan terminal, dan mempunyai batang retak-retak cukup dalam dan lebar. Semakin kecil aliran batang yang terjadi pada suatu pohon, maka akan memperkecil aliran permukaan dan laju erosi tanah. Model profil arsitektur pohon mempunyai hubungan dengan besarnya aliran batang, air tembus, aliran permukaan, dan erosi tanah sehingga model profil arsitektur pohon dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan jenis pohon yang dapat digunakan untuk pengelolaan konservasi tanah dan air.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133753
Appears in Collections:UT - Biology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G99EYS1.pdf6.97 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.