Pengembangan wisata alam di taman wisata plawangan turgo, Kaliuran, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstract

Taman Wisata Plawangan Turgo merupakan kawasan wisata alam yang berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Yogyakarta, yang memiliki keanekaragaman sumberdaya biologi (baik flora maupun fauna) serta kondisi fisik lingkungan yang khas karena adanya perpaduan antara panorama Merapi, pemandangan alam yang indah dan alami, udara sejuk dan segar serta ditunjang oleh tingkat aksesibilitas kawasan yang cukup tinggi. Taman Wisata Plawangan Turgo telah ditetapkan dan berkembang sejak tahun 1989 dan selama dalam proses perkembangannya tersebut, mempunyai prospek dan peluang untuk dikembangkan walaupun masih terdapat permasalahan-permasalahan yang memerlukan upaya pemecahannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi peluang dan permasalahan-permasalahan tersebut agar dapat disusun suatu bentuk pengembangan yang sesuai sehingga tercipta optimalisasi pemanfaatan kawasan. Dari pengembangan tersebut, diharapkan dapat membantu pemasyarakatan kepariwisataan alam di Yogyakarta, karena selama ini pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta terkesan masih terkonsentrasi pada obyek-obyek wisata sejarah, budaya dan shopping center saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui obyek dan daya tarik wisata di Taman Wisata Plawangan Turgo, mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta untuk menyusun suatu bentuk alternatif pengembangan wisata alam yang sesuai di Taman Wisata Plawangan Turgo. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Wisata Plawangan Turgo, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kaliurang. Bagian Daerah Hutan (BDH) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selama dua bulan yaitu Bulan Juni dan Oktober 2002. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, wawancara dan observasi lapargan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi sosiodemografi dan psikografi pengunjung, keadaan masyarakat sekitar, potensi wisata yang ada dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kawasan. Sedangkan data sekunder yang dihimpun adalah kondisi umum, data perkembangan jumlah wisatawan, data hasil inventarisasi flora dan fauna serta keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan. ...