Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133440
Title: Faktor Risiko Status Gizi Kurang pada Anak 6-23 Bulan di Jawa Barat: Analisis Data SSGI 2021
Other Titles: RISK FACTORS FOR UNDERNUTRITION IN CHILDREN 6-23 MONTHS IN WEST JAVA: ANALYSIS OF 2021 SSGI DATA
Authors: Dwiriani, Cesilia Meti
Riyadi, Hadi
Batubara, Fithriani
Issue Date: Dec-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Permasalahan gizi masih menjadi tantangan yang nyata. Di dunia terdapat 149,2 juta anak balita yang mengalami stunting dan 45,4 juta anak mengalami wasting (WHO 2020). Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan balita terbanyak di Indonesia yaitu 4.308.604 orang (BPS 2021). Permasalahan gizi balita di Jawa Barat masih tinggi. Berdasarkan SSGI (2021) prevalensi stunting, wasting dan underweight di Jawa Barat berturut-turut adalah 24,5%, 5,3% dan 15%. Pada tahun 2022 prevalensi stunting dan underwight di Jawa Barat mengalami penurunan yaitu 20,2% dan 14,2%. Namun terjadi peningkatan prevalensi wasting menjadi 6%. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi balita di Indonesia terkhusus Jawa Barat masih sangat serius sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Faktor risiko yang memengaruhi kekurangan gizi beragam dan berpotensi berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus menerus menilai status gizi untuk meninjau kesenjangan faktor risiko sehingga dapat merancang strategi intervensi yang efektif. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor risiko stunting, wasting dan underweight pada baduta di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan menggunakan data sekunder Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Subjek penelitian merupakan anak 6-23 bulan berasal dari provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2023 – September 2023 di Bogor. Total subjek penelitian berjumlah 1203 baduta. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stunting, wasting, dan underweight, sedangkan variabel independen adalah karakterisitik subjek (umur, jenis kelamin, berat lahir, dan panjang lahir), karakterisitik sosial ekonomi keluarga (besar keluarga, jumlah balita dalam keluarga, status pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, aset kekayaan, dan wilayah tempat tinggal), perilaku pemberian IMD, riwayat ASI ekslusif, riwayat MPASI, keragaman konsumsi pangan, konsumsi snack tidak sehat, riwayat penyakit infeksi (ISPA dan diare), kondisi air minum dan sanitasi. Analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat yaitu dengan uji deskriptif, bivariat (Chi-square test dan Spearman test), dan multivariat (uji regresi logistik). Pengolahan data status gizi menggunakan WHO Anthro v3.2.2, dan untuk variabel lainnya menggunakan Microsof Excel 2021. Analisis data menggunakan IBM SPSS versi 25.0 for windows. Karakteristik baduta di Jawa Barat, dua pertiga subjek berusia 12-23 bulan, lebih dari separuh adalah laki-laki, hampir seluruhnya memiliki berat badan lahir normal dan hampir seperlima memiliki panjang lahir pendek. Baduta tersebut memiliki lebih dari separuh ayah dan ibu berpendidikan rendah, hampir seluruh ayah bekerja, seperlima ibu bekerja, hampir separuh tergolong keluarga sedang dan besar, lebih dari separuh kekayaan aset keluarga berada pada tingkat menengah ke bawah, dan sejumlah dua pertiga bertempat tinggal di wilayah kota. Prevalensi stunting, wasting, dan underweight baduta usia 6-23 bulan berturut-turut adalah 20,5%, 5,7% dan 11,6%. Lebih dari sepertiga baduta belum mengonsumsi pangan beragam, sekitar separuh tidak IMD, hampir sepertiga tidak mendapatkan ASI eksklusif dan dalam jumlah yang sama mendapat MPASI dini, hampir seperempat baduta sudah tidak disusui serta hampir dua pertiga mengonsumsi snack tidak sehat. Lebih dari sepertiga baduta mengalami ISPA dan hampir seperlima mengalami diare 1 bulan terakhir. Hampir dua pertiga baduta belum memiliki akses air minum yang layak dan hampir seperempat belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Faktor risiko stunting adalah umur 12-23 bulan (AOR=3,10 CI 95%: 2,16-4,45), panjang lahir pendek (AOR=1,85 CI 95%: 1,30-2,62), tingkat pendidikan ibu rendah (AOR=1,97 95% CI: 1,45-2,68), dan status tidak menyusui (AOR=0,46 95% CI: 0,31-0,68). Faktor risiko wasting adalah tingkat pendidikan ibu (AOR=0,57 95% CI: 0,34-0,94). Faktor risiko underweight adalah usia 12-23 bulan (AOR=1,92 CI 95%: 1,25-2,95) dan riwayat ASI eksklusif (AOR=0,54 CI 95%: 0,35-0,83). Oleh karena itu, berdasarkan temuan dalam penelitian ini disarankan melakukan screening awal untuk pemantauan status gizi calon pengantin dan usia layak nikah, serta pemberian suplemen multi mikronutrien (MMS) pada masa prakonsepsi dan selama hamil. Disarankan pula pentingnya melakukan edukasi gizi ibu bagi ibu baduta tentang pemberian MPASI dan makanan keluarga yang tepat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133440
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Fithriani Batubara_(I504212030).pdf
  Restricted Access
Cover1.16 MBAdobe PDFView/Open
Fulltext_Fithriani Batubara (I504212030).pdf
  Restricted Access
Fullteks2.56 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_Fithriani Batubara (I504212030).pdf
  Restricted Access
Lampiran1.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.