Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13331
Title: Pengembangan Formula Sediaan Salep dan Metode Kontrol Kualitas Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan) Sebagai Antijerawat
Authors: Sa'diah, Siti
Batubara, Irmanida
Rafi, Mohamad
Indariani, Susi
Issue Date: 2009
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kayu secang (Caesalpinia sappan) secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat di Pulau Sumbawa untuk perawatan kulit (Sangat et al. 2000). Selain itu tumbuhan ini telah dilaporkan pula merupakan bahan yang dapat mencegah fotokarsinogenesis kulit (Chung et al. 2002) dan telah digunakan sebagai antioksidan pada produk kosmetika di Jepang (Yoko & Motutsugu 1998). Hasil penelitian lain juga menyebutkan pada ekstrak metanol dan etanol 50% memberikan hasil yang baik sebagai antijerawat (Batubara et al. 2009a) dengan senyawa aktifnya adalah brazilin (Batubara et al. 2009b) menggunakan Propionibacterium acnes sebagai bakteri uji. Dengan potensi yang disebutkan di atas maka maka kami berinisiatif untuk mengembangkan suatu produk obat antijerawat dalam bentuk sediaan salep berbasis ekstrak kayu secang. Selain itu juga akan dikembangkan suatu metode analisis untuk kontrol kualitas bahan baku dan ekstrak kayu secang agar saat dibuat menjadi produk obat antijerawat memiliki konsistensi dalam khasiat. Contoh kayu secang diambil dari daerah Bogor, Cianjur, Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Parameter kualitas simplisia yang dilakukan yaitu kadar air, kadar abu, kadar abu tidak larut asam, rendemen ekstrak, dan kadar senyawa brazilin. Kadar air dari semua contoh yang dianalisis relatif memenuhi kriteria simplisia yang baik yaitu memiliki kadar air < 10%. Kadar abu dan kadar abu tak larut asam < 2 dan <0.1 %,. Rendemen ekstrak etanol semua contoh menunjukkan hasil berbeda satu sama lainnya yang menunjukkan pengaruh keadaan geografis pada komponen terekstrak. Seluruh ekstrak yang didapat ditentukan terlebih dahulu kemampuannya sebagai antijerawat dalam memilih sampel yang akan digunakan selanjutnya untuk formulasi. Analisis dimulai dengan menentukan aktivitas antioksidan menggunakan DPPH. Uji beda nyata Tukey untuk nilai IC50 sebagai antioksidan ekstrak kayu secang dari berbagai daerah dibandingkan dengan aktivitas antioksidan vitamin C sebagai kontrol positif. Berdasarkan nilai rerata IC50 antioksidan kayu secang dari berbagai daerah, aktivitas antioksidan seluruh ekstrak tidak sebaik aktivitas antioksidan vitamin C sebagai kontrol positif. Nilai IC50 antioksidan sampel kayu secang berbeda nyata dengan nilai IC50 kontrol positif berdasarkan uji Tukey yang dilakukan. Kayu secang yang berasal dari Solo memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan kayu secang dari 4 daerah lainnya berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh. Berdasarkan uji Tukey, aktivitas antioksidan kayu secang dari Solo tidak berbeda nyata dengan yang berasal dari Cianjur dan Yogyakarta. Kemampuan sebagai antijerawat pada kayu secang kemudian dilakukan berdasarkan kemampuannya menghambat aktivitas lipase yang diisolasi dari bakteri P. acnes. Metode analisis aktivitas yang digunakan kali ini menggunakan lipase kit dari Randox Ltd. Pengujian aktivitas memberikan hasil tidak terdapatnya perbedaan absorbans pada perlakuan dan kontrol negatif sehingga kemampuan penghambatan aktivitas lipase ekstrak kayu secang tidak dapat dilakukan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13331
Appears in Collections:Competitive Grant (Hibah Bersaing)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2009ssa_Siti Sa'diah_Summary.pdfRingkasan37.05 kBAdobe PDFThumbnail
View/Open
2009ssa_Siti Sa'diah_Summary.docRingkasan95.5 kBMicrosoft WordView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.