Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133289
Title: Komposisi Jenis, Struktur Tegakan, dan Produktivitas Serasah Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat
Other Titles: Species Composition, Stand Structure, and Litter Productivity in Dramaga Research Forest, Bogor, West Java
Authors: Kusmana, Cecep
Hilwan, Iwan
Yentiana, Retno Ayu
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Hutan adalah hamparan lahan yang berisi komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohon dan saling berinteraksi satu sama lain. Hutan Penelitian Dramaga merupakan hutan tanaman yang terletak di Kelurahan Situ Gede dan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang dikelola oleh Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK). Penelitian mengenai komposisi jenis, struktur tegakan, dan produktivitas serasah Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk menganalisis komposisi jenis, struktur tegakan dan produktivitas serasah, mengingat serasah merupakan komponen penting dalam siklus hara di dalam ekosistem hutan. Hasil penelitian ini diharapkan merupakan salah satu langkah yang dapat diusahakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam melakukan pengelolaan Hutan Penelitian Dramaga secara berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai dengan April 2023. Lokasi penelitian adalah di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Secara geografis areal ini terletak antara 6o 32’59.04”- 6o 33’13.98”LS dan 106o 44’0.06”-106o 44’59.64”BT. Sampel serasah dikeringkan dengan oven di Laboratorium Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan, PT. Biodiversitas Bioteknologi Indonesia Cilubang Nagrak, Situgede, Bogor. Penentuan stasiun penelitian pengamatan lapangan dalam penelitian ini dilakukan di dua petak pengamatan di Hutan Penelitian Dramaga yaitu petak nomor 21 tegakan Hopea odorata tahun tanam 1956 dan petak nomor 38 tegakan Dipterocarpus retusus tahun tanam 1957. Setiap petak pengamatan berukuran 50 m x 50 m dibagi menjadi 10 m x 10 m dengan metode grid untuk pengambilan data komposisi jenis dan pengamatan produktivitas serasah. Pengamatan vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode grid. Lokasi penelitian di bagi dengan metode grid dengan ukuran 10 m x 10 m, sehingga didapatkan 25 plot pada masing-masing petak pengamatan. Pendugaan produktivitas serasah dilakukan dengan menggunakan metode litter-trap. Pada setiap petak pengamatan diletakkan 25 litter-trap berukuran 1 m x 1 m x 1,5 m. Serasah yang terkumpul pada litter-trap diambil setiap seminggu sekali selama empat bulan. Komponen-komponen serasah (daun, ranting, kulit, buah, bunga, serangga/insect body) dipisahkan. Serasah dibawa ke laboratorium, ditimbang dan dikeringkan di dalam oven suhu 105oC selama 24 jam sampai bobot kering konstan. Serasah kering ditimbang (ketelitian 0,2 g) dengan menggunakan timbangan analitik. Pengambilan sampel tanah dilakukan dikedua petak pengamatan yaitu pada Petak 21 dan Petak 38. Tanah dibor menggunakan bor tanah dengan kedalaman 20 cm pada 5 titik lokasi pada setiap petak pengamatan. Kemudian sampel tanah pada disetiap petak pengamatan dikompositkan dan di analisis ke Laboratorium. Kondisi lingkungan meliputi curah hujan dan kecepatan angin diambil melalui data iklim yang berasal dari Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor. Komposisi jenis dan famili tumbuhan di dua lokasi penelitian, baik di Petak 21 maupun Petak 38 sangat bervariasi. Berdasarkan jumlah jenis yang ditemukan, dapat dikatakan bahwa kedua lokasi penelitian tersebut mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan yang berbeda. Petak 21 menunjukkan keberhasilan dalam regenerasi tumbuhan, hal ini dikarenakan ketersediaan tingkat permudaan (semai, pancang, tiang) yang mencukupi merupakan salah satu prasyarat keberlangsungan regenerasi alami suatu ekosistem. Adapun di petak 38 keberhasilan dalam regenerasi di tingkat pohon. Struktur vegetasi pada kedua lokasi juga memiliki pola yang sama, dimana pada struktur vertikal terdapat 4 layer atau stratum pohon dan sama-sama didominasi oleh pohon dengan tinggi ≥30 meter. Adapun untuk struktur horizontal, sebaran kelas diameter di kedua lokasi menyebar normal. Dugaan produktivitas serasah di petak 38 lebih besar dibandingkan dengan petak 21, yaitu sebesar 47,67 g/m2 /bulan sedangkan dugaan produktivitas serasah di Petak 21 sebesar 28,37 g/m2 /bulan. Komponen serasah yang paling dominan di kedua petak adalah komponen daun, yaitu sekitar 82,33% (petak 21) dan 76,41% (petak 38). Curah hujan dan kecepatan angin rata-rata tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada fluktuasi serasah di kedua lokasi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133289
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.36 MBAdobe PDFView/Open
E4501211015_Retno Ayu Yentiana.pdf
  Restricted Access
Fulltext11.57 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran927.44 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.