Strategi Pengembangan Agroforestri pada Kemitraan Perhutanan Sosial di KPH Batutegi Provinsi Lampung

Abstract

Hutan memiliki potensi sumber daya yang beragam yang dapat dimanfaatkan, di antaranya hasil hutan kayu (HHK), hasil hutan bukan kayu (HHBK), kawasan hutan, dan jasa lingkungan. Jumlah penduduk yang tinggi dan kebutuhan lapangan kerja yang juga turut meningkat memberikan tekanan terhadap hutan. Sebagian masyarakat menjadikan hutan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu dengan mengakses hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat dengan tetap mempertahankan kelestarian hutan. Masyarakat yang mengakses hutan dengan masif dapat mengancam kelestarian hutan. Oleh karena itu perlu ada kebijakan untuk menjadi solusi permasalahan tenurial tersebut. Multiusaha kehutanan merupakan konsep pemanfaatan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar dari hutan yaitu melakukan beberapa kegiatan pada suatu ruang atau waktu yang sama. Multiusaha kehutanan menerapkan prinsip kelestarian ekologi, ekonomi dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi HHBK dan sistem pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat, menganalisis kontribusi HHBK terhadap pendapatan dan daya beli rumah tangga petani serta menyusun strategi pengembangan multiusaha kehutanan yang mungkin untuk dilakukan pada lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, telaah pustaka, survei menggunakan kuisioner kepada 127 responden anggota Gapoktan Cempaka, dan wawancara mendalam terhadap 10 informan. Informan terdiri dari Kepala KPH, kepala resort, pengurus gapoktan, dan anggota gapoktan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kondisi faktual objek yang diteliti berdasarkan data-data yang diperoleh, analisis kontribusi HHBK, dan penyusunan strategi dengan metode kombinasi antara SWOT dan AHP. Strategi yang disusun merupakan strategi yang mampu mengoptimalkan nilai manfaat hutan baik secara ekonomi maupun ekologi dan penguatan aspek sosial masyarakat. Pemanfaatan yang dilakukan oleh Gapoktan Cempaka dengan skema kemitraan kehutanan berupa pemanfaatan HHBK. Areal kemitraan merupakan hutan lindung dengan tipologi tutupan yang sedang dan rapat, interaksi sosial yang baik dengan pemanfaatan yang dominan berupa pemanfaatan HHBK. Komoditas yang teridentifikasi terdapat pada areal kemitraan sebanyak 26 jenis yang terdiri dari 14 jenis HHBK, 10 jenis komoditas lainnya dan 2 jenis ternak. 19 jenis di antaranya telah produktif dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan tersebut dilakukan baik secara subsisten maupun komersil. Petani anggota Gapoktan Cempaka telah menerapkan multusaha kehutanan dalam memanfaatkan HHBK yaitu dengan sistem agroforestri. Hasil analisis kontribusi HHBK terhadap pendapatan masyarakat diketahui bahwa pemanfaatan HHBK berkontribusi rata-rata sebesar 97,63% dari total pendapatan masyarakat. Jenis HHBK yang memiliki kontribusi paling besar adalah karet, dilihat dari besar nilai ekonomi karet yaitu 84,507%. Hal ini menunjukan bahwa pada areal kemitraan tanaman yang dominan adalah tanaman karet dan menggarap lahan hutan merupakan sumber pendapatan utama petani. Berdasarkan hasil analisis daya beli rumah tangga petani diketahui bahwa sebanyak 52,76% rumah tangga petani belum mampu memenuhi kebutuhannya karena pendapatan petani lebih kecil dari pengeluaran rumah tangganya. Penyusunan strategi pengembangan multiusaha kehutanan diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan daya beli rumah tangga petani dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Strategi yang dipilih berupa penambahan jenis yang dikombinasikan, diversifikasi usaha, pemanfaatan peran KPH dan pemerintah daerah, anggota gapoktan berperan aktif dalam pertukaran informasi, dan promosi untuk memperluas pasar dan menarik investor.

Forests have diverse potential resources that can be utilized, namely timber forest products, non-timber forest products (NTFPs), forest areas, and environmental services. The high population and increasing demand for employment put pressure on forests. Some people use forests as a solution to fulfill their needs, by accessing forests to be used as agricultural land. Forest utilization aims to obtain optimal benefits for the community while maintaining forest sustainability. Massive community access to forests can threaten forest sustainability. Therefore, there needs a policy to be a solution to the tenure problem. Forestry multi-business is a concept of utilization to obtain greater benefits from the forest by conducting several activities in the same space or time. Multi-business forestry applies the principles of ecological, economic, and social sustainability. This study aims to analyze the potential of NTFPs and the utilization system carried out by the community, analyze the contribution of NTFPs to the income and purchasing power of farmer households, and develop a multi-business forestry development strategy that is possible to do at the research site. Data collection was conducted by observation, literature review, a survey using questionnaires to 127 respondents of Cempaka Forest Farmer Joint Group members, and in-depth interviews with 10 informants. The informants consisted of the head of the Batu Tegi FMU, the head of the resort, the Cempaka Forest Farmer Joint Group management, and members. This research uses descriptive analysis to describe the factual condition of the object under study based on the data obtained, analysis of NTFP contributions, and strategy development with a combination method between SWOT and AHP. The strategy developed is a strategy that can optimize the value of forests both economically and ecologically and strengthen the social aspects of the community. Utilization carried out by Cempaka Forest Farmer Joint Group with a forestry partnership scheme in the form of NTFP utilization. The partnership area is protected forest with moderate and dense cover typology and good social interaction with the dominant use of NTFP utilization. The commodities identified in the partnership area are 26 types consist of 14 types of NTFPs, 10 types of other commodities and 2 types of livestock. Among them, 19 types have been productive and utilized by the community. The utilization is carried out both subsistently and commercially. Farmer members of Cempaka Forest Farmer Joint Group have implemented multiple forestry businesses in utilizing NTFPs with agroforestry. The results of the analysis of the contribution of NTFPs to community income show that NTFPs contribute an average of 97,63% of total community income with the type of NTFP that has the greatest contribution is rubber, seen from the large economic value of rubber which is 84,507% compared to other types of NTFPs. This shows that in the partnership area, the dominant crop is rubber, and working on forest land is the main source of income for farmers. Based on the results of the analysis of the purchasing power of farmer households, it is known that as many as 52,76% of farmer households have not been able to meet their needs because the amount of farmer income is smaller than the household expenses. The arrangement of a forestry multi-business development strategies is expected to be able to increase community income to increase the purchasing power of farmer households while maintaining forest sustainability. The strategies chosen includes the addition of combined types, business diversification, utilization of the role of FMU and local government, active role in information exchange, and promotion to expand the market and attract investors.