Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132676| Title: | Sifat-sifat kayu karet, Hevea brasiliensis Muell. Arg. |
| Authors: | Syafii, Wasrin Haroen, Wawan Kartiwa Suwardhika, Dhika |
| Issue Date: | 2003 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pohon karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) telah ada di Indonesia sekitar 100 tahun yang lalu, dimana dibudidayakan sebagai penghasil getah (latek) sebagai bahan baku pembuatan karet. Pada umur 25-30 tahun produktifitas tanaman karet dalam menghasilkan getah telah menurun sehingga dilakukan kegiatan peremajaan, potensi hasil peremajaan di Indonesia mencapai sekitar 15.000 ha/tahun dan 10.000 ha/tahun dengan rata-rata volume kayu 120 m³/ha. Kayu karet hasil peremajaan diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri. Salah satunya adalah dalam industri pulp dan kertas. Terutama digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp sulfat (kraft). Namun sifat pulp yang dihasilkan masih kurang memuaskan hal ini diduga diakibatkan tingginya kandungan ekstraktif yang dimiliki oleh kayu karet, sehingga diperlukan suatu metoda yang tepat untuk meningkatkan sifat pulp yang dihasilkan. Salah satunya yang ingin dicoba adalah dengan pemberian pelakuan prahidrolisis di awal kegiatan sebelum pemasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prahidrolisis dan taraf sulfiditas terhadap sifat pulp kayu karet. Dari penelitian ini diharapkan penerapan proses prahidrolisis sebelum pemasakan dapat meningkatkan sifat pulp kayu karet. Sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai bahan baku pulp kraft dengan sifat pulp yang baik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Balai Pulp, Balai Besar Pulp dan Kertas, Bandung. Bahan-bahan yang digunakan meliputi NaOH dan Na₂S sebagai bahan kimia larutan pemasak (Kraft), CIO, dan NaOH sebagai bahan kimia pemutihan pulp, aquades, indikitor fenoltalein, asam klorida, KMnO4 (kalium permanganat), KI, Na2SO3 (natrium thiosulfat), dan amilum/kanji sebagai bahan kimia dalam penentuan bilangan kappa pulp. Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain golok, mesin chipper, rotary digester, shrider, alat penentuan bilangan kappa (blender, gelas piala dan pengaduk magnetik), flat screener, termometer, infrared moisture tester, alat penguji sifat fisik dan optik lembaran pulp (tensile tester, tear tester, bursting tester, dan brightness tester). Penelitian ini diawali dengan pembuatan serpih (chip) dengan menggunakan mesin chipper, setelah berbentuk serpih kemudian dibuat sampel masing-masing 400 gram berat kering, serpih tersebut kemudian diberi perlakuan prahidrolisis, setelah itu kemudian serpih dicuci lalu dimasak dalam rotary digester. Selesai pemasakan pulp dicuci kembali lalu dilanjutkan dengan penentuan rendemen dan bilangan kappa, diakhiri dengan tahapan pemutihan. Pulp putih yang dihasilkan dihitung kembali rendemen dan bilangan kappanya, dilanjutkan dengan pengujian lembaran untuk sifat fisik dan optik pulp. Dimana sifat fisik yang diuji adalah Ketahan Sobek, Ketahanan Tarik, Ketahanan Retak dan Ketahanan Lipat, serta uji optik derajat putih. Dari hasil pengujian sifat fisisk diperoleh Indeks Sobek, Indeks Retak, dan Indeks Tarik. Analisis data menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (Dua Faktor). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132676 |
| Appears in Collections: | UT - Forestry Products |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E04DSU1.pdf Restricted Access | 1.79 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.