Pemberian Pupuk Fosfor untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Aksesi Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

Abstract

Buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat, oleh karena itu dibutuhkan peningkatan produksi buah. Salah satu pupuk yang dapat meningkatkan produksi buah adalah fosfor, namun belum terdapat dosis pemupukan P optimal pada parijoto. Penelitian bertujuan mendapatkan dosis pupuk fosfor (P) yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi beberapa aksesi parijoto. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2023 hingga Juni 2023 di Agribusiness and Technology Park, IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) split-plot dengan empat ulangan. Faktor aksesi sebagai petak utama terdiri atas tiga aksesi yaitu Bogor, Kudus, dan Nganjuk. Dosis pupuk per polybag sebagai anak petak terdiri atas P0 (tanpa P2O5), P1 (1,8 g P2O5), P2 (3,6 g P2O5), P3 (5,4 g P2O5), P4 (7,2 g P2O5), P5 (9,0 g P2O5). Pemupukan dilakukan satu minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi Nganjuk memiliki tinggi tanaman tertinggi, namun pertumbuhan vegetatif yang lain pada seluruh aksesi menunjukkan hasil yang sama. Respon hubungan antara aksesi dengan dosis pupuk P menunjukkan kurva linear. Bobot buah per tanaman tertinggi aksesi Bogor dan Nganjuk didapat pada dosis pemupukan 7,2 g P2O5, dan aksesi Kudus pada dosis pemupukan 5,4 g P2O5. Semakin tinggi dosis pupuk P dapat menyebabkan waktu pembungaan yang lebih cepat akan tetapi bunga yang dihasilkan tidak maksimal. Terdapat interaksi antara aksesi dengan dosis pupuk P terhadap bobot buah per tanaman, jumlah buah per tandan, dan bobot 10 butir.

Parijoto fruit (Medinilla speciosa Blume) is widely use as a raw material for medicine production. Therefore, there is a need to incrase fruit production. One of the fertilizers that can enhance fruit production is phosphorus, but the optimal P fertilization dosage for parijoto has not been determined yet. The research aimed to obtain the appropriate phosphorus (P) fertilizer dosage to enhance the growth and production of several parijoto accessions. The study was conducted from January 2023 to June 2023 at Agribusiness and Technology Park, IPB Dramaga, Bogor, West Java. The research used a Split-Plot Randomized Complete Block Design (RCBD) with four replications. The accession factor as the main plot consisted of three accessions: Bogor, Kudus, and Nganjuk. The fertilizer dosage per polybag, as the subplot, consisted of P0 (without P2O5), P1 (1.8 g P2O5), P2 (3.6 g P2O5), P3 (5.4 g P2O5), P4 (7.2 g P2O5), P5 (9.0 g P2O5). Fertilization was carried out once a week. The results showed that Nganjuk accession had the tallest plant, but the growth of other vegetative aspects in all accessions showed similar results. The response of the relationship between accession and P fertilizer dosage showed a linear curve. The highest fruit weight per plant for the Bogor and Nganjuk accessions was obtained at a P2O5 fertilization dosage of 7.2 g, and for the Kudus accession it was at a fertilization dosage of 5.4 grams of P2O5. A higher dose of P fertilizer could lead to earlier flowering, but the resulting flower were not optimal. There was an interaction between accession and P dosage on fruit weight per plant, number of fruits per brunch, and weight 10 grains.